POSKOTA.CO.ID - Final Piala FA 2006 menjadi salah satu pertandingan paling ikonik dalam sejarah kompetisi sepak bola tertua di dunia. Digelar pada 13 Mei 2006 di Stadion Millennium, Cardiff, laga ini mempertemukan Liverpool melawan West Ham United.
Pertandingan tersebut tidak hanya menawarkan drama dan ketegangan, tetapi juga meninggalkan warisan sejarah yang membuatnya terus dikenang hingga kini.
Bagi penggemar baru yang kerap bertanya, siapa lawan Liverpool di final Piala FA 2006? Jawabannya tegas: West Ham United. Klub asal London itu tampil mengejutkan sepanjang pertandingan, bahkan sempat memimpin sebelum akhirnya Liverpool membalikkan keadaan melalui perjuangan yang luar biasa.
Baca Juga: Harga Emas Turun di Akhir Pekan, Apakah Waktunya untuk Investasi?
Jalannya Pertandingan: Drama 120 Menit yang Menguras Emosi
Sejak peluit awal dibunyikan, kedua tim tampil agresif dan terbuka. West Ham memanfaatkan momentum dengan sangat baik, mencetak gol-gol yang sempat membawa mereka unggul. Liverpool pun tidak tinggal diam. Skuad Rafael Benítez saat itu menunjukkan mental juara, terus menekan, dan mencari celah untuk menyamakan kedudukan.
Puncak drama terjadi di menit-menit akhir waktu normal. Steven Gerrard, kapten Liverpool, melepaskan tendangan jarak jauh spektakuler dari luar kotak penalti. Aksi tersebut menjadi salah satu gol terbaik dalam sejarah final Piala FA — dan membuat laga ini kemudian dijuluki “The Gerrard Final.”
Gol tersebut membuat skor kembali imbang dan memaksa pertandingan berlanjut ke perpanjangan waktu. Setelah 120 menit, skor tetap 3–3, sehingga pemenang harus ditentukan melalui adu penalti.
Skor Akhir Final Piala FA 2006
Liverpool 3 – 3 West Ham United (waktu normal & perpanjangan)
Liverpool menang 3–1 lewat adu penalti
Kemenangan ini sekaligus menegaskan dominasi Liverpool dalam kompetisi domestik pada periode tersebut dan menjadi salah satu comeback terbesar yang pernah mereka lakukan di panggung final.
Momen Penting dan Signifikansi Sejarah
Final 2006 menjadi simbol ketangguhan mental Liverpool. Selain gol Gerrard, pertandingan ini juga diwarnai penyelamatan penting, peran penjaga gawang, serta intensitas babak perpanjangan waktu yang tampak seperti laga tanpa akhir.
Bagi West Ham, meskipun gagal meraih trofi, performa mereka dianggap sebagai salah satu penampilan final terbaik klub non-besar dalam beberapa dekade. Soliditas tim, keberanian menyerang, dan kemampuan mengimbangi raksasa Premier League menjadikan mereka salah satu finalis paling dihormati.
Trivia Populer Musim 2005–2006
Banyak trivia dari musim ini sering muncul dalam kuis, mode gim sejarah, atau diskusi penggemar. Berikut rangkumannya:
- Siapa yang dikalahkan Liverpool di final Piala FA 2006? West Ham United
- Siapa lawan Liverpool di Community Shield 2006? Chelsea
- Siapa pencetak gol kemenangan di Community Shield 2006? Peter Crouch
- Siapa pencetak gol penyeimbang Liverpool di final Piala FA 2006? Steven Gerrard
- Siapa pemain yang direkrut Liverpool dari Atletico Madrid pada musim panas 2007? Fernando Torres
Baca Juga: Seleksi PPG, Gerbang Mutu untuk Calon Guru Indonesia
Berapa skor Piala Super UEFA 2005?
Liverpool 3 – 1 CSKA Moscow
Trivia tersebut membantu penggemar modern memahami jejak sejarah Liverpool pada era pertengahan 2000-an, yang sering dianggap sebagai fase transisi menuju dominasi baru klub.
Mengapa Final Ini Masuk Daftar Laga Terbaik Sepanjang Masa?
Beberapa alasan membuat final ini terus dikenang:
- Drama comeback yang jarang terjadi dalam laga final prestisius.
- Gol bertaraf ikonik dari Steven Gerrard yang menjadi simbol determinasi.
- Performa West Ham yang melampaui ekspektasi.
- Adu penalti penuh ketegangan sebagai penutup cerita.
- Narasi historis lengkap, dari kejutan, kelelahan, hingga heroisme.
Bahkan kini, hampir dua dekade kemudian, banyak analis menyebut laga ini sebagai “the greatest FA Cup Final ever played.”
Jika Anda masih bertanya, siapa yang dikalahkan Liverpool di final Piala FA 2006?
Jawabannya jelas: West Ham United.
Pertandingan yang berakhir imbang 3–3 selama 120 menit dan ditentukan lewat adu penalti 3–1 itu menjadi salah satu laga terbaik dalam sejarah sepak bola Inggris. Final ini memadukan drama, kualitas individu, dan tensi kompetitif yang membuatnya abadi dalam ingatan penggemar sepak bola.