BOGOR SELATAN, POSKOTA.CO.ID - Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim mengungkap dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang memasak untuk siswa di wilayah Kecamatan Bogor Selatan belum mengantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).
Hal tersebut diduga jadi penyebab 50 siswa merasa gejala pusing, mual, hingga muntah, dan BAB berdarah usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG) dari SPPG tersebut.
"Saya prihatin, mudah-mudahan tidak terjadi lagi manakala semua SPPG telah mengantongi SLHS dari Dinkes. Nah, kebetulan yang tadi terjadi adalah SPPG yang baru dan belum mempunyai SLHS . Rencananya baru besok mau dilakukan pelatihan," kata Dedie, Minggu, 16 November 2025.
Dedie melanjutkan, untuk seluruh SPPG agar meningkatkan kehati-hatian dalam mengolah makanan MBG dan tidak mengabaikan urusan kesehatan anak-anak.
Baca Juga: MBG di SDN Meruya Selatan 01 Masih Disetop
"Jangan sampai hanya gara-gara kecerobohan kemudian terjadi anak-anak sakit. Tetapi sejauh ini, laporan sudah ditangani oleh Dinkes dan Puskesmas,” ujar Dedie.
Sebelumnya, sebanyak 50 siswa, SD dan SMK di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor diduga keracunan usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG) pasa Jumat 14 November 2025.
Kapolsek Bogor Selatan, AKP Sonson Sudarsono menjelaskan 50 siswa tersebut terdiri dari, 24 siswa SDN Batutulis 3, 11 siswa SDN Batutulis 2, 2 siswa SDN Lawang Gintung, 1 siswa SDN Batutulis 1, dan 12 siswa SMK PUI Kota Bogor.
"Siswa mengalami gejala mual, muntah, diare, BAB berdarah dan berlendir, demam, pusing, menggigil, berkeringat, dan nyeri perut," kata Sonson saat dihubungi, Jumat 14 November 2025.
Sonson membeberkan, menu yang disajikan kepada siswa pada Jumat ini adalah, ayam bakar, tumis wortel, kripik tempe, nasi dan susu kotak.
Baca Juga: Tim Koordinasi Lintas K/L Program MBG Bentuk 5 Pokja
"Siswa langsung ditangani Puskesmas Bogor Selatan sebanyak 37 siswa, Puskesmas Bondongan, 12 siswa dan Puskesmas Lawang Gintung sebanyak 1 siswa," jelas Sonson.
Setelah 50 siswa itu ditangani Puskesmas, sejumlah siswa sudah diperbolehkan untuk pulang, sementara terdapat lima orang lainnya yang harus dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
"Ada satu siswa yang dirujuk ke RS Ummi, dan empat lainnya di RS Melania," tutup Sonson. (cr-6)