POSKOTA.CO.ID - Kesempatan Timnas U-17 Indonesia untuk melaju ke fase gugur Piala Dunia U-17 2025 berada dalam situasi kritis.
Dua kekalahan beruntun di fase grup membuat langkah Garuda Asia semakin berat.
Pada laga pertama, Indonesia takluk 1-3 dari Zambia, kemudian kembali harus mengakui keunggulan Brasil dengan skor 0-4.
Saat ini, Indonesia berada di posisi ketiga Grup H dengan koleksi 0 poin, unggul selisih gol tipis dari Honduras yang berada di peringkat terakhir.
Peluang Indonesia kini hanya bertumpu pada jalur peringkat ketiga terbaik.
Namun, perjuangan tidak mudah karena dari 12 tim peringkat ketiga grup, hanya delapan yang berhak lolos ke babak 32 besar.
Indonesia sementara berada di posisi terbawah klasemen peringkat ketiga karena selisih gol yang buruk, yakni minus enam.
Meski demikian, Ketua Umum PSSI Erick Thohir menilai pertandingan melawan Brasil menjadi pelajaran berharga bagi para pemain muda tersebut.
Baca Juga: FIFA Resmi Luncurkan Ajang FIFA ASEAN Cup, Timnas Indonesia Diuntungkan?
Ia menyoroti perbedaan jam terbang dan intensitas kompetisi yang jauh lebih tinggi di Brasil, di mana pemain muda bisa tampil hingga 70 pertandingan per tahun.
Erick menegaskan perlu adanya terobosan pengembangan kompetisi usia muda di Indonesia.
Erick juga mengapresiasi dukungan suporter Tanah Air yang hadir langsung di Qatar, menyebut mereka menunjukkan sikap tertib dan sportif yang mendapat pujian pihak internasional.
Jelang laga penentuan melawan Honduras pada Senin, 10 November 2025, Erick tetap menyimpan optimisme.
Ia menilai kualitas kedua tim tidak jauh berbeda sehingga peluang Indonesia tetap terbuka, selama kondisi para pemain tidak mengalami cedera serius.
Baca Juga: Jadwal Kick-Off Timnas Indonesia U-17 vs Pantai Gading di Laga Uji Coba Malam Ini
Di pertandingan lain, Brasil dan Zambia telah memastikan tiket ke babak 32 besar setelah mengumpulkan enam poin. Keduanya akan saling berhadapan untuk menentukan juara grup.
Sementara Indonesia dan Honduras masih memiliki kesempatan terakhir.
Kemenangan menjadi harga mati bagi Garuda Asia agar dapat menjaga asa melangkah ke babak selanjutnya, meski harus tetap bersaing dalam hitungan selisih gol dengan tim peringkat ketiga dari grup lain.
