BANDUNG BARAT, POSKOTA.CO.ID - Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Pangauban, di Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB), meminta solusi dari Badan Gizi Nasional (BGN) hingga Presiden RI, Prabowo Subianto agar SPPG miliknya yang baru berjalan 10 hari, bisa kembali beroperasi.
Sebelumnya, SPPG Pangauban, di Kecamatan Batujajar, diduga jadi korban phising atau penipuan digital. SPPG itu kehilangan saldo di rekening hingga Rp1 miliar.
"Harapan saya, dari BGN itu memberikan dulu dana talang, ya kesampingkan dulu masalah saldo hilangnya. Jadi BGN kalau bisa cover dulu dana operasional SPPG agar kami bisa tetap beroperasi," kata Hendrik, Saat dihubungi, Sabtu 8 November 2025.
Baca Juga: Pemkot Depok Bangun Dua Puskesmas Baru di 2026 Meski Anggaran Dipangkas
Jika dihitung, anggaran yang dibutuhkan untuk mengoperasikan SPPG miliknya bisa mencapai Rp70 juta per hari. Rinciannya Rp35 juta untuk membeli bahan baku dan sisanya untuk membayar pekerja. Menurutnya, yang paling aman itu ada saldo sekitar Rp60 juta sampai Rp70 juta per hari.
"Karena saya buat memenuhi porsi MBG untuk 3.400-an orang itu belanja bahan sampai Rp35 jutaan," ucapnya.
Hendrik berharap SPPG miliknya bisa segera beroperasi lagi. Saat ini pihaknya sudah melaporkan kasus tersebut ke Bareskrim, namun belum ada tindaklanjut untuk penyelesaiannya.
"Harapan saya bisa segera dioperasikan lagi, 53 pegawai saya di luar ahli gizi, juru masak, akuntan, itu semuanya merupakan warga setempat. Mereka sangat terbantu bekerja di sini," kata Hendrik.
Hingga saat ini SPPG tersebut belum beroperasi kembali. Ada sekitar 3.500 penerima manfaat yang terdampak. Kemudian sebanyak 53 pegawai juga turut dirumahkan imbas kasus tersebut.