DEPOK, POSKOTA.CO.ID - Sudah tidak mengenal sosok ayah semenjak dari kecil, Acih, 42 tahun, anak satu-satunya dari Karnah, 74 tahun, seorang diri ikhlas merawat sang ibu di rumahnya yang sangat sederhana di Jalan Barokah RT 02 RW 02, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok.
Kondisi rumah yang berlantaikan tanah, masak masih menggunakan kayu bakar, kamar mandi yang terbuka, dan jika hujan turun selalu bocor, membuat Acih tanpa patah semangat selalu menjaga sang ibu, sosok satu-satunya yang dia sayangi dan masih dimiliki.
"Sejak kecil sudah tidak mengenal sosok bapak. Ibu yang selalu ada merawat sampai besar, kini saatnya ibu sudah tua dan sakit-sakitan berbakti untuk merawat," ujar Acih kepada Poskota saat ditemui di rumahnya, Sabtu, 8 November 2025.
Sampai saat ini, Acih tidak pernah mengetahui di mana keberadaan sang ayah. Kini, Acih hanya memiliki orang tua satu-satunya dengan keadaannya yang sudah tua renta dan lemah.
"Di usia saya sekarang ini belum menikah. Sekolah hanya sampai kelas 3 SD. Setelah itu, keluar tidak dilanjutkan karena tidak memiliki biaya. Sewaktu masih kecil ibu dirawat dan dijaga sama adik kandung ibu, tapi kini sudah meninggal dunia," ungkapnya.
Di hari tuanya, Karnah hanya memiliki satu orang anak yaitu Acih. Putrinya itu, masih tetap semangat dalam menghabiskan waktu dalam merawat ibunya tersebut.

"Rumah yang baru ditempati ini, baru 7 tahun. Sebelumnya tinggal di seberang rumah milik dari kayu, tidak ada ruangan kamar, los begitu saja," ungkapnya.
Acih mengaku, dia menerima kenyataan saat ini dengan ikhlas dan tulus tanpa ada penyesalan sama sekali. Dia bersyukur bisa merawat ibunya di usianya yang sudah senja.
"Pindah ke rumah ini yang urusin adik dari ibu sendiri. Sampai dibangunkan rumah, meski belum selesai pengerjaannya di atas lahan milik ibu sendiri," ujarnya.
Seiring berjalannya waktu, kondisi bangunan rumah yang menjadi pelindung saat panas dan hujan Acih dan Karnah, mulai rapuh hingga banyak hewan liar masuk ke dalam rumah.
"Genteng-genteng rumah atapnya sudah mulai bolong. Ditambah sudah sebanyak 4 kali ular sangat besar masuk ke dalam rumah masuk ke dalam kamar dan tikus-tikus banyak berkeliaran juga," ungkapnya.
Karena sering muncul hewan liar dan masuk ke dalam rumah, saat tidur Acih selalu waswas dan khawatir terjadi sesuatu pada dirinya dan ibunya.
"Dengan kondisi rumah seperti ini hanya bisa pasrah saja," tuturnya.
Memulung untuk Penuhi Kebutuhan Sehari-hari
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Acih mencari barang rongsok. Hasil dari memulung, kata Acih, sudah cukup membantu memenuhi kebutuhan.
"Mulung rongsok penghasilan tidak tentu. Dalam sebulan jika dapat banyak loakan jika ramai hanya Rp10 ribu (per hari). Untuk kebutuhan hidup sehari-hari lebih banyak dibantu para tetangga dan saudara," tuturnya.
Baca Juga: DPRD Minta Pengentasan Kemiskinan di Jakarta Harus Menyentuh Akar Masalah

Untuk dapat membantu memenuhi kebutuhan hidup ibunya, Acih mulai keluar mencari barang bekas dari pukul 08.00 WIB pulang ke rumah siang.
"Sering kadang kaki terluka sampai terkena pecahan beling atau paku waktu mencari barang bekas," tambahnya
Jika tidak ada yang memberi bantuan, Acih bersama ibunya kadang pernah sampai tidak makan.
"Masih tetap bertahan sampai saat ini karena buat orang tua berbakti. Berharap dari pemerintah dapat memberikan bantuan," tuturnya.
Sementara, Ketua RT 02 RW 02 Kelurahan Pengasinan, Junaedi mengatakan, sejak Naryin, adik Karnah, wafat, tidak ada yang mengurus mereka berdua.
"Rumah yang sekarang ditempati ibu Karnah dibuatkan oleh adiknya bapak Naryin, 68 tahun. Kini Pa Naryin sudah meninggal sehingga sudah tidak ada lagi yang ngurusin," ujar Junaedi.
Selain itu, kata Junaedi, rumah yang ditempati Karnah, juga sudah dimasukkan ke dalam program perbaikan rutilahu dari pemerintah. Namun, sampai saat ini belum ada realisasinya.
"Sudah dimasukkan ke rutilahu di Kecamatan Sawangan. Tapi belum ada tanda-tanda baik," ungkapnya.
"Kesulitan ekonomi ibu Karnah, sehari-hari dari anaknya Acih. Merasa iba para tetangga dan saudara suka memberikan bantuan sekasihnya untuk makanan," tuturnya.
Junaedi berharap, di tahun 2025 ini agar, program perbaikan rutilahu dari Pemkot dapat dirasakan oleh Karnah.
"Supaya dapat segera direnovasi saja," harapnya.