POSKOTA.CO.ID - Di panggung paling bergengsi sepak bola usia dini, Timnas Indonesia U-17 bersiap menghadapi ujian paling menakutkan.
Setelah merasakan pahitnya kekalahan di laga pembuka, Garuda Muda kini harus berhadapan dengan raksasa yang baru saja mengepakkan sayapnya dengan perkasa: Brazil.
Laga kedua Grup H Piala Dunia U-17 2025 ini bukan sekadar pertandingan, melainkan sebuah tantangan monumental yang akan mengukur sejauh mana mental dan daya juang para pemain muda Indonesia di kancah global.
Di tengah bayang-bayang kekalahan dari Zambia dan gemuruh tujuh gol Brasil ke gawang Honduras, harapan itu masih tetap menyala.
Baca Juga: Wasit Ma Ning Disorot Usai Laga Timnas Indonesia vs Irak, Ini Akun Instagram Aslinya
Pertarungan di Aspire Zone, Doha, nanti tidak hanya akan ditentukan oleh kualitas teknis semata, tetapi lebih lagi oleh ketangguhan pikiran dan keteguhan hati.
Dalam situasi yang penuh tekanan ini, seluruh perhatian bangsa akan tertuju pada mereka, menyaksikan apakah Garuda Muda mampu bangkit dan memberikan perlawanan yang terhormat melawan salah satu kekuatan terbesar sepak bola dunia.
Pelajaran Berharga dari Kekalahan
Kekalahan 1-3 dari Zambia di laga pembuka menjadi tamparan pahit sekaligus pelajaran mahal. Pelatih Nova Arianto mengakui timnya kehilangan fokus dalam beberapa momen krusial, yang berujung pada tiga gol beruntun lawan.
"Kami sudah mengantisipasi kecepatan Zambia, tapi di level Piala Dunia, kesalahan sekecil apa pun bisa jadi gol. Itu yang harus kami perbaiki," tegas Nova dalam konferensi pers pra-pertandingan. Evaluasi tajam, terutama di sektor pertahanan dan transisi, telah menjadi fokus utama dalam persiapan singkat menghadapi "Selecao".
Menghadangi Badai Brasil yang Baru Saja Mencetak 7 Gol
Tantangan kali ini jauh lebih berat. Brasil datang dengan mental juara dan kepercayaan diri yang melambung tinggi setelah membantai Honduras 7-0. Di bawah asuhan Carlos Eduardo 'Dudu' Patetuci, tim mereka menampilkan permainan yang cair, cepat, dan mematikan.
Namun, Nova Arianto menanamkan optimisme dan mental pantang menyerah kepada anak asuhnya. "Brasil memang tim besar, tapi kami tidak boleh menyerah sebelum bertanding. Fokus, disiplin, dan semangat pantang menyerah akan menjadi senjata utama kami," tegasnya.
