POSKOTA.CO.ID - Nama Pandji Pragiwaksono, komika sekaligus pendiri komunitas Stand Up Indo, kembali menjadi sorotan publik.
Bukan karena karya terbaru atau turnya di luar negeri, melainkan karena video lawas pertunjukan Stand Up tahun 2013 bertajuk “Massake Bangsaku” yang kembali viral di media sosial.
Dalam cuplikan video tersebut, Pandji membahas tradisi pemakaman masyarakat Toraja yang dikenal sakral dan penuh makna. Namun, sebagian penonton menilai materi tersebut menyinggung adat dan dianggap tidak pantas diucapkan. Video yang sempat terlupakan selama lebih dari satu dekade itu kini muncul kembali dan bahkan berujung pada proses hukum.
Baca Juga: Obrolan Warteg : Jangan Tergoda Rayuan..
Isi Video yang Jadi Kontroversi
Dalam materi yang direkam lebih dari sepuluh tahun lalu, Pandji membahas biaya besar dalam tradisi pemakaman Toraja.
Ia menyebutkan bahwa pesta adat pemakaman bisa menghabiskan dana sangat besar, bahkan membuat sebagian masyarakat mengalami kesulitan ekonomi setelahnya.
“Bahkan banyak orang Toraja yang jatuh miskin habis bikin pesta untuk pemakaman keluarganya,”
ujar Pandji dalam video lawasnya yang kini ramai diunggah ulang di berbagai platform, termasuk akun X (Twitter) dan TikTok.
Selain itu, ia juga sempat menyinggung tradisi menyimpan jasad anggota keluarga di rumah sebelum dimakamkan, yang oleh sebagian masyarakat dianggap sebagai bagian dari ritual budaya luhur, bukan sekadar kebiasaan biasa.
Pandji saat itu menjelaskan topik tersebut dalam konteks humor dan kritik sosial, namun potongan video yang beredar tidak menampilkan keseluruhan konteks dari pertunjukan, sehingga memicu salah paham.
Reaksi Publik dan Proses Hukum
Kebangkitan video itu di tahun 2025 membuat banyak pihak bereaksi, terutama dari kalangan masyarakat Toraja yang merasa adatnya disalahartikan. Beberapa tokoh adat bahkan melayangkan laporan hukum, dan kasus ini kini tengah dalam proses penyelidikan.
Tidak hanya hukum negara, Pandji juga menyebut bahwa ia menghormati proses hukum adat yang berlaku di Toraja.
Langkah ini menunjukkan itikad baiknya untuk menyelesaikan persoalan secara bermartabat dan menghormati nilai-nilai lokal.
Pandji Buka Suara Lewat Instagram
Menanggapi ramainya pemberitaan, Pandji akhirnya memberikan klarifikasi resmi melalui akun Instagram pribadinya, @pandji.pragiwaksono. Dalam unggahan tersebut, ia dengan tenang menyampaikan permintaan maaf tulus kepada masyarakat Toraja.
“Saya menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat Toraja yang merasa tersinggung atas pernyataan saya di masa lalu. Saya menghormati segala konsekuensi yang timbul dari pernyataan tersebut,” tulis Pandji.
Unggahan itu langsung diserbu komentar dari ribuan pengikut dan rekan seprofesi. Dukungan datang dari berbagai nama besar di dunia Stand Up Comedy seperti Praz Teguh, Oza Rangkuti, Nopek Novian, hingga Ustadz Felix Siauw yang turut mengapresiasi cara Pandji menyikapi masalah ini dengan tenang dan dewasa.
Dukungan Rekan Komika: Solidaritas di Dunia Stand Up
Reaksi positif dari sesama komika menunjukkan solidaritas kuat di dunia Stand Up Comedy Indonesia. Mereka menilai bahwa setiap materi lawas harus dilihat dalam konteks zamannya.
Pada 2013, Stand Up Comedy di Indonesia masih dalam masa pertumbuhan, dan eksplorasi topik sensitif sering kali menjadi bagian dari eksperimen humor yang belum teruji batasnya.
Beberapa komika juga menilai langkah Pandji untuk meminta maaf secara terbuka merupakan contoh kedewasaan seorang seniman dalam menerima kritik dan tanggung jawab sosial.
Perjalanan Pandji di New York: Meninggalkan Zona Nyaman
Di luar isu tersebut, perjalanan hidup Pandji juga menarik perhatian publik. Beberapa tahun terakhir, ia memilih untuk tinggal di New York, Amerika Serikat, bersama keluarganya.
Keputusan ini bukan tanpa alasan — Pandji ingin mengasah kemampuan di tempat asal lahirnya Stand Up Comedy, serta memperluas jangkauan karier internasionalnya.
Dalam beberapa wawancara, Pandji mengaku ingin keluar dari zona nyaman dan mencoba beradaptasi dengan budaya humor Amerika yang berbeda dari Indonesia.
Ia juga sering membagikan pengalamannya tampil di berbagai klub komedi di New York melalui kanal YouTube dan Instagram-nya.
“Kalau mau berkembang, ya harus siap pindah ke tempat yang bikin kita belajar lebih banyak,” ungkapnya dalam salah satu vlognya.
Baca Juga: Kapan Libur Semester 1 2025 Dimulai? Ini Jadwal Lengkap untuk Siswa dan Mahasiswa di Akhir Tahun
Pelajaran dari Kasus Pandji: Etika dan Konteks dalam Komedi
Kasus video lawas Pandji menjadi pengingat bahwa dunia komedi selalu punya batas tipis antara kritik sosial dan sensitivitas budaya.
Di era digital seperti sekarang, arsip masa lalu bisa muncul kembali dan dipersepsikan berbeda oleh generasi baru. Karena itu, setiap komedian kini dituntut lebih bijak dalam memilih kata dan memahami konteks audiens.
Namun di sisi lain, klarifikasi Pandji menunjukkan bahwa kesalahan masa lalu bisa disikapi dengan tanggung jawab, bukan defensif.
Ia memilih berdialog dan belajar dari pengalaman tersebut — sebuah langkah yang bisa menjadi contoh bagi publik figur lainnya.
Kasus ini mungkin menjadi ujian berat bagi Pandji Pragiwaksono, namun juga membuka ruang dialog yang lebih luas tentang hubungan antara kebebasan berekspresi, humor, dan penghormatan terhadap budaya lokal.
Sebagai pelaku seni yang telah berkarier lebih dari satu dekade, Pandji tetap konsisten mengembangkan dirinya, baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Kini, publik menanti bagaimana ia akan melangkah setelah badai ini berlalu — apakah melalui karya baru, atau refleksi yang lebih dalam tentang makna komedi dalam kehidupan sosial.