BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem di Sejumlah Wilayah

Senin 03 Nov 2025, 11:00 WIB
Pengendara sepeda motor menerobos hujan di Jalan Bang Pitung, Kebon Jeruk Jakarta Barat, Kamis, 30 Oktober 2025. (Sumber: Poskota/Bilal Nugraha Ginanjar)

Pengendara sepeda motor menerobos hujan di Jalan Bang Pitung, Kebon Jeruk Jakarta Barat, Kamis, 30 Oktober 2025. (Sumber: Poskota/Bilal Nugraha Ginanjar)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat seiring masuknya sebagian besar wilayah Indonesia ke puncak musim hujan.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan kondisi atmosfer yang aktif meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang.

“Kondisi atmosfer sangat labil dan kaya uap air akibat aktifnya monsun Asia serta suhu muka laut yang hangat. Hujan lebat hingga sangat lebat dengan curah hujan 80-150 mm per hari sudah terjadi di beberapa wilayah. Ini adalah sinyal kuat bahwa kita harus meningkatkan kesiapsiagaan,” ucap Dwikorita, Senin, 3 November 2025.

Menurut Dwikorita, saat ini 43,8 persen wilayah Indonesia atau 306 Zona Musim telah memasuki musim hujan.

Baca Juga: Antisipasi Hujan Ekstrem, BMKG Siapkan Operasi Modifikasi Cuaca di Jakarta

Puncak musim hujan diperkirakan bertahap dari November 2025 hingga Februari 2026.

“Namun demikian, pada periode Desember 2025 hingga Januari 2026 menjadi fase puncak musim hujan utama bagi sebagian besar wilayah Indonesia yang berpotensi meningkatnya curah hujan tinggi dan bencana hidrometeorologi,” ujarnya.

Ia juga menyebut potensi terbentuknya sistem tekanan rendah di Samudra Hindia pada November.

“Sehingga masyarakat perlu mewaspadai potensi terbentuknya sistem tekanan rendah di sekitar Samudra Hindia yang memicu hujan sangat lebat dan angin kencang, serta gelombang tinggi terutama di pesisir Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara,” kata Dwikorita.

Hujan intensitas sedang hingga sangat lebat berpotensi terjadi di Aceh, Sumatera bagian selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

“Hujan lebat hingga sangat lebat diprakirakan terjadi di Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, serta Papua, dan dalam beberapa hari ke depan berpotensi meluas hingga Maluku Utara dan sebagian wilayah Sulawesi,” ungkapnya.

Baca Juga: 8 Tanggul di Jaksel Rusak seusai Hujan Deras

Sebagai upaya mitigasi, BMKG bersama BNPB melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC).

“Untuk wilayah sekitar DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan Yogyakarta untuk mengurangi intensitas hujan ekstrem di wilayah rawan bencana,” katanya.

Di Jawa Tengah, OMC telah dilakukan sejak 25 Oktober dari Posko Semarang dan Solo.

“OMC ini telah melaksanakan 41 sorti penerbangan menggunakan dua pesawat Cessna Caravan, dengan hasil efektif menurunkan dan meredistribusi curah hujan di wilayah target,” jelas Dwikorita.

Untuk Jawa bagian barat, OMC dilakukan sejak 23 Oktober dari Posko Jakarta.

“Sebanyak 29 sorti penerbangan telah dilakukan dan menunjukkan hasil pengurangan curah hujan di wilayah sasaran secara signifikan,” katanya.

Dwikorita meminta masyarakat mewaspadai potensi banjir bandang dan longsor.

“Seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, terutama bagi masyarakat yang tinggal di wilayah rawan terdampak,” ucapnya.

Baca Juga: Wajib Sedia Payung! Jakarta Diguyur Hujan Lagi Siang hingga Sore Hari Ini

Ia juga mengingatkan masyarakat tetap aman saat hujan deras disertai angin kencang.

“Serta tetap menjaga kesehatan dan asupan cairan tubuh karena suhu panas pada siang hari masih dapat terjadi,” ujarnya.

Fenomena Atmosfer Global

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan pendinginan suhu muka laut di Pasifik dalam dua bulan terakhir menunjukkan perkembangan awal La Nina.

“Namun demikian, La Nina lemah diprediksi tidak memberikan dampak yang signifikan pada curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia, dengan kondisi curah hujan pada November-Desember 2025 dan Januari-Februari 2026 diprediksi tetap pada kategori normal,” ujar Guswanto.

Ia menyebut fenomena atmosfer aktif terjadi bersamaan, seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), Gelombang Rossby-Kelvin, dan suhu laut hangat di perairan Indonesia.

“Kombinasi faktor ini meningkatkan suplai uap air dan pembentukan awan hujan secara signifikan,” ucapnya.

Baca Juga: Update Banjir Jakarta, 54 RT Terendam Usai Diguyur Hujan Deras

Namun, fenomena ini juga berpotensi memicu angin kencang dan gelombang tinggi.

“Mengingat dalam beberapa tahun terakhir Indonesia sering mengalami dampak merusak dari siklon tropis, BMKG menekankan pentingnya kesiapsiagaan,” katanya.

Prakiraan Cuaca Jakarta Sepekan

BMKG merilis prakiraan cuaca sepekan untuk wilayah Jakarta:

  • Senin: Cerah berawan, suhu 34 °C
  • Selasa: Potensi hujan sesekali & badai petir, suhu 33 °C
  • Rabu: Badai petir di sebagian wilayah, suhu 32 °C
  • Kamis: Awan–cerah, suhu 34 °C
  • Jumat: Badai petir kembali, suhu 32 °C
  • Sabtu: Hujan sesekali dan badai petir, suhu 32 °C
  • Minggu: Risiko badai petir lebih besar, suhu 33 °C

Hari dengan risiko cuaca ekstrem diprediksi terjadi pada Selasa, Rabu, Jumat, Sabtu, dan Minggu. (cr-4)


Berita Terkait


News Update