POSKOTA.CO.ID - Fenomena bahasa gaul di media sosial terus berkembang tanpa henti. Setelah muncul istilah seperti “delulu”, “NPC”, dan “rizz”, kini giliran frasa “Six Seven” atau “67” yang mencuri perhatian pengguna TikTok.
Banyak orang bertanya-tanya: apa sebenarnya arti six seven? Apakah kode rahasia, singkatan tertentu, atau hanya candaan spontan khas anak muda?
Menariknya, istilah ini ternyata lahir dari kreativitas komunitas digital yang menjadikan angka acak sebagai bagian dari identitas budaya internet baru. Yuk, kita bahas tuntas fenomena ini dari asal-usulnya, makna sosialnya, hingga kenapa bisa viral di mana-mana.
Baca Juga: Vidi Aldiano Umumkan Hiatus dari Dunia Musik, Fokus Pulihkan Diri dan Siapkan Album Baru
Asal Mula Six Seven Viral di TikTok
Tren six seven pertama kali muncul di TikTok dan kemudian menyebar ke platform lain seperti Instagram Reels dan X (Twitter).
Awalnya, beberapa kreator mengucapkan kata “six seven” secara acak dalam video lucu atau adegan yang tidak masuk akal—tanpa konteks, tanpa alasan logis. Namun, justru dari situlah daya tariknya muncul.
Penonton yang bingung sekaligus terhibur mulai menirukan gaya serupa. Dalam waktu singkat, frasa ini menjelma menjadi catchphrase baru—semacam simbol humor absurd khas Gen Z.
Beberapa pengguna sempat menebak bahwa “six seven” mengacu pada tinggi badan pemain basket NBA LaMelo Ball, yakni 6’7” (sekitar 201 cm).
Spekulasi ini sempat populer di kalangan penggemar olahraga, terutama di forum dan video reaksi TikTok. Tapi ternyata, makna sebenarnya jauh lebih sederhana—dan justru lebih menarik.
Apakah “Six Seven” Punya Arti Tertentu?
Jika ditelusuri lebih dalam, “six seven” sebenarnya tidak memiliki arti khusus—baik dalam bahasa Inggris, idiom, maupun konteks budaya pop tertentu.
Kreator TikTok bernama Philip Lindsay, yang dikenal sebagai salah satu yang mempopulerkan istilah ini, bahkan menegaskan bahwa frasa tersebut hanyalah angka acak tanpa makna apa pun.
Namun, justru di situlah keunikannya.
Bagi generasi Z, hal-hal yang nggak nyambung justru sering dianggap lebih lucu dan relatable.
Dalam dunia meme dan konten singkat, sesuatu yang absurd sering kali jauh lebih efektif memancing tawa daripada lelucon yang terlalu dipikirkan.
“Six seven” pun akhirnya menjadi bagian dari humor nonsens—candaan yang tak punya makna jelas tapi terasa menyenangkan untuk diucapkan.
Mirip seperti ungkapan “skibidi”, “gyatt”, atau “rizzler” yang populer di era digital.
Fenomena Humor Absurd di Kalangan Gen Z
Fenomena seperti ini bukan hal baru. Di setiap era, anak muda selalu punya bahasa dan simbol sendiri untuk mengekspresikan identitasnya.
Kalau generasi 90-an punya istilah “alay”, dan milenial punya “baper” atau “gabut”, maka Gen Z menciptakan bahasa meme yang seringkali hanya dimengerti oleh komunitasnya sendiri.
“Six seven” menjadi contoh sempurna dari lelucon internal internet (inside joke).
Ia bukan sekadar angka, tapi simbol kebersamaan dan kreativitas kolektif.
Ketika seseorang berkata “six seven” dalam konteks lucu, orang lain yang tahu tren itu langsung merasa “nyambung”—muncul rasa satu frekuensi yang khas dalam budaya digital.
Humor semacam ini menggambarkan pergeseran cara berkomunikasi di era media sosial.
Kini, makna tidak selalu penting. Yang utama adalah emosi dan koneksi sosial yang diciptakan lewat kata, ekspresi, atau bahkan angka acak seperti “67”.
Makna Sosial di Balik Tren “Six Seven”
Di balik candaan yang tampak ringan, fenomena ini sebenarnya mencerminkan dinamika sosial generasi muda.
Internet memberi ruang bebas bagi siapa pun untuk menciptakan makna baru—bahkan dari hal yang tampaknya tidak berarti.
“Six seven” menunjukkan bahwa: Kreativitas digital tidak selalu rasional. Kadang justru dari hal absurd, lahir tren besar.
Bahasa di dunia maya bersifat cair dan cepat berubah. Satu kata bisa berubah makna tergantung konteks dan komunitas pengguna.
Humor menjadi bentuk ekspresi identitas. Dengan ikut tren ini, seseorang merasa bagian dari kelompok yang “mengerti” bahasa internet.
Viralisasi tidak membutuhkan arti literal. Cukup dengan konteks emosional dan rasa lucu yang menular.
Dalam konteks ini, “six seven” bukan sekadar lelucon digital.
Ia menjadi simbol kebebasan berekspresi di dunia maya—tempat anak muda bisa bersenang-senang tanpa takut salah arti.
Bagaimana Tren Ini Menyebar Begitu Cepat?
Salah satu alasan kenapa “six seven” cepat viral adalah karena format video pendek di TikTok.
Algoritma platform ini dirancang untuk menonjolkan tren visual dan audio yang mudah diingat.
Begitu satu konten dengan suara “six seven” viral, ribuan kreator lain ikut membuat versi mereka—menambahkan reaksi, remix, hingga plesetan lokal.
Hal ini diperkuat oleh fitur sound reuse, di mana pengguna bisa memakai kembali suara viral untuk video mereka.
Akhirnya, tanpa butuh makna literal, “six seven” menjadi bagian dari budaya hiburan cepat—mudah dikonsumsi, mudah diparodikan, dan mudah menular.
Baca Juga: 13 Aplikasi Penghasil Uang DANA Resmi 2025, Bisa Cair Mulai Rp5.000 Langsung ke Rekening
Kenapa Banyak Orang Penasaran dengan Artinya?
Penasaran adalah bahan bakar utama tren internet. Ketika sebuah kata viral tanpa konteks jelas, orang-orang otomatis mencari maknanya di Google atau TikTok Search.
Hasilnya, semakin banyak diskusi, semakin tinggi pula tingkat engagement. Hal ini menjelaskan mengapa pencarian seperti “six seven artinya apa” atau “arti angka 67 di TikTok” meningkat tajam dalam beberapa minggu terakhir.
Fenomena ini sama seperti ketika istilah “delulu” atau “gyatt” pertama kali viral orang ingin menjadi bagian dari percakapan.
Ironisnya, inilah keindahan dari budaya digital masa kini. “Six seven” tidak punya arti, tapi justru bermakna karena tidak berarti. Ia menjadi wadah ekspresi spontan, candaan absurd, dan simbol pergaulan Gen Z di era konten cepat.
Dalam dunia internet, kadang makna tidak perlu dijelaskan. Selama bisa membuat orang tertawa, merasa terhubung, dan ikut bersenang-senang—itu sudah cukup.