POSKOTA.CO.ID - Drama pencarian stadion kandang bagi Persija Jakarta akhirnya berujung di Stadion Manahan, Solo. Tim Macan Kemayoran itu dipastikan akan menjamu PSBS Biak Numfor pada pekan ke-10 BRI Super League 2025/2026, Jumat, 31 Oktober 2025 malam, dalam laga yang digelar tanpa kehadiran suporter.
Keputusan ini merupakan pilihan terakhir setelah upaya tim manajemen Persija menggunakan tiga stadion potensial di sekitar Jakarta kandas satu per satu.
Jakarta International Stadium (JIS), Stadion Pakansari di Bogor, dan Banten International Stadium (BIS) tak satu pun bisa memenuhi syarat.
Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Persija, Tauhid 'Ferry' Indrasjarief, mengungkapkan kompleksnya proses ini. "Segala upaya telah diupayakan agar bisa bermain di Bekasi, Bogor, atau Banten," ujarnya, Selasa, 28 Oktober 2025.
Baca Juga: Persija Jakarta Resmi Perpanjang Kontrak Rizky Ridho hingga 2028, Jadi Pemain Termahal?
Ferry membeberkan kronologinya. Stadion Pakansari sebenarnya menyetujui penggunaan, namun dengan syarat pertandingan digelar sore hari. Pengajuan ini ditolak oleh operator liga, I League, yang bersikeras pertandingan harus berlangsung malam hari.
Hal serupa terulang di Banten International Stadium, di mana izin dari pengelola stadion dan Dewa United sudah diperoleh, namun kembali terbentur penolakan terhadap perubahan jam tanding.
"Karena ini pertandingan sudah mepet, kami langsung ambil keputusan menghubungi Stadion Manahan. Jadi kami putuskan bermain di sana jam tujuh malam," jelas Ferry.
Keterbatasan waktu juga memaksa pertandingan ini digelar secara closed-door atau tanpa penonton. Keputusan ini pastinya menjadi pil pahit bagi Persija yang dikenal memiliki basis suporter yang sangat masif.
JIS Tidak Memungkinkan, Perubahan Jadwal Sulit Dilakukan
Di sisi lain, Ketua Divisi Pembinaan Suporter I League, Budiman Dalimunthe, memberikan konfirmasi terpisah. Ia menyebut bahwa stadion utama Persija, JIS, tidak dapat digunakan karena kondisinya tidak memungkinkan.
Mengenai penolakan perubahan jam tanding, Budiman menegaskan bahwa hal itu bukan perkara mudah. Perubahan jadwal, menurutnya, melibatkan banyak pemangku kepentingan.
