Ilustrasi nyamuk pembawa DBD. (Sumber: Pexels/Ignacio Vazquez)

JAKARTA RAYA

Pengamat Kesehatan Ingatkan Warga Perkuat Pemberantasan Sarang Nyamuk

Jumat 24 Okt 2025, 20:16 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pengamat kesehatan, Dicky Budiman meminta masyarakat memperkuat metode Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) untuk menanggulangi Demam Berdarah Dengue (DBD).

Sederet langkah yang bisa diterapkan, yakni menguras tempat penampungan air, menutup wadah air agar tidak menjadi sarang nyamuk, dan mendaur ulang atau mengubur barang bekas penampung air hujan.

Selain itu, bubuk larvasida (abate) atau ikan pemakan jentik dapat ditampung di bak air supaya dapat membantu pemberantasan nyamuk.

“Jika semua warga aktif melakukan langkah-langkah sederhana ini, ditambah dukungan pemerintah dalam pengawasan dan edukasi, penularan DBD di Jakarta dapat ditekan meski cuaca ekstrem masih berlangsung,” kata Dicky kepada Poskota, Jumat, 24 Oktober 2025.

Baca Juga: Wali Kota Jakbar Jelaskan Penyebab DBD Tembus 2.548 Kasus

Dicky juga mendorong kampanye kesehatan dilakukan secara luas lewat media massa, sekolah, tempat ibadah, hingga komunitas warga. Warga diimbau menjadwalkan pemeriksaan jentik nyamuk sepekan sekali.

“Selain itu, kader jumantik di tiap RT/RW juga harus aktif melakukan inspeksi jentik rutin, sementara pemerintah perlu memperkuat komunikasi risiko dan literasi masyarakat tentang pentingnya PSN dan deteksi dini DBD,” ujarnya.

Selain pencegahan, ia mengingatkan pentingnya kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan di Jakarta menghadapi potensi peningkatan pasien demam.

Menurutnya, puskesmas dan rumah sakit harus meningkatkan kewaspadaan terhadap pasien dengan gejala DBD.

Baca Juga: Kasus DBD Tembus 2.548 di Jakbar, DPRD Jakarta Desak Pemprov Ambil Langkah Cepat

“Fasilitas kesehatan harus menyiapkan ruang observasi pasien demam berdarah, melengkapi peralatan untuk pemeriksaan hematokrit dan trombosit, serta memastikan seluruh tenaga medis memahami protokol tata laksana klinis DBD terbaru sesuai pedoman Kementerian Kesehatan,” tuturnya.

Lebih lanjut, ia menegaskan, pentingnya masyarakat mengenali pola khas demam berdarah agar pasien bisa segera mendapat penanganan medis.

“Biasanya, fase demam terjadi hari ke-1 hingga ke-3, di mana suhu tubuh bisa mencapai 40 derajat Celsius disertai nyeri kepala hebat, nyeri di belakang mata, nyeri sendi, dan rasa lemas tanpa batuk atau pilek,” jelasnya.

Fase kritis, lanjut Dicky, terjadi pada hari ke-4 hingga ke-6, saat demam menurun tetapi justru muncul gejala bahaya seperti mimisan, gusi berdarah, bintik merah di kulit, nyeri perut hebat, muntah terus-menerus, tangan dan kaki terasa dingin, hingga gelisah.

“Gejala-gejala tersebut adalah tanda kebocoran plasma dan risiko shock dengue. Jika itu terjadi, pasien harus segera dibawa ke rumah sakit,” ucapnya.

Pasien yang cepat ditangani umumnya akan memasuki fase pemulihan pada hari ke-7 hingga ke-10, di mana nafsu makan mulai kembali dan kondisi membaik.

Baca Juga: Dinkes Jakarta Sebut Musim Pancaroba Rentan Timbulkan DBD hingga ISPA

Namun, Dicky mengingatkan agar masyarakat tetap berhati-hati terhadap risiko overhidrasi selama masa pemulihan. (cr-4)

Tags:
Demam Berdarah DenguenyamukDBD

Tim Poskota

Reporter

Febrian Hafizh Muchtamar

Editor