JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Presiden Prabowo Subianto kembali menggugah mimpi lama bangsa dengan menghadirkan mobil buatan Indonesia.
Dalam rapat kabinet di Istana Negara, Senin, 20 Oktober 2025, ia menyebut proyek tersebut bukan lagi sekadar wacana, melainkan sudah mulai berjalan.
Prabowo mengungkapkan pemerintah menargetkan mobil karya anak bangsa dapat meluncur dalam tiga tahun mendatang.
“Belum bisa disebut prestasi, tapi sudah mulai kami garap. Anggarannya disiapkan, lahan pabrik tersedia, dan prosesnya sedang bergerak,” ujar Prabowo dalam keterangan video resmi Sekretariat Presiden.
Meski belum dijelaskan bentuk atau jenis kendaraannya, pernyataan ini kembali membuka babak baru dalam upaya panjang Indonesia untuk memiliki mobil nasional sebuah ambisi yang sudah berulang kali muncul sejak dekade 1990-an namun tak pernah benar-benar terwujud.
Baca Juga: Wuling Rilis Aishang A100C, Mobil Listrik Mungil Harga Mulai Rp90 Jutaan
Sejak awal 90-an, Indonesia sudah berusaha menelurkan kendaraan produksi sendiri. Namun, sebagian besar tersendat karena berbagai kendala, mulai dari krisis ekonomi hingga lemahnya dukungan industri komponen.
Salah satu proyek yang paling awal adalah Maleo, garapan IPTN (kini bernama PT DI) di bawah BJ Habibie. Dikerjakan bersama Rover (Inggris) dan Millard Design (Australia), proyek ini sempat menjanjikan mobil nasional pertama, tetapi terhenti akibat krisis 1997.
Kemudian hadir Beta 97 MPV, mobil keluarga buatan Grup Bakrie yang sudah mencapai tahap prototipe, namun gagal diluncurkan karena badai ekonomi yang sama.
Proyek paling dikenal publik adalah Timor, hasil kerja sama PT Timor Putra Nasional dengan Kia Motors dari Korea Selatan. Mobil ini sempat dijual resmi dengan label “mobil nasional”, tapi riwayatnya tamat setelah krisis 1998 dan perubahan politik nasional.
Tak lama, muncul Bimantara, proyek lain dari keluarga Cendana yang menggandeng Hyundai. Meski berbeda merek, nasibnya pun tak jauh berbeda berhenti sebelum benar-benar mengakar di pasar domestik.
Setelah tahun 2000, semangat menciptakan kendaraan nasional tak benar-benar padam. Sejumlah pihak mencoba bangkit dengan pendekatan berbeda.
PT INKA bersama lembaga riset pemerintah sempat mengembangkan GEA (Gaya Energi Alternatif), mobil kecil berpenggerak listrik. Ada juga Tawon dan Nuri, produksi PT Super Gasindo Jaya di Banten, yang dipasarkan sebagai kendaraan rakyat dengan kandungan lokal tinggi.
Dari kalangan akademisi, muncul Arina karya Universitas Negeri Semarang dan Wakaba (Wahana Karya Anak Bangsa) dari Jawa Barat, keduanya dirancang untuk kebutuhan mobilitas di wilayah pedesaan.
Baca Juga: Maung dan i2C, Dua Kandidat Kuat Mobil Nasional Buatan Anak Negeri
Yang masih bertahan hingga kini adalah FIN Komodo, kendaraan off-road buatan Ibnu Susilo, mantan desainer pesawat CN-250. Produk ini sudah digunakan di berbagai sektor, termasuk pariwisata dan pertambangan, sebagai simbol kemandirian teknologi dalam negeri.
Belakangan, Maung buatan PT Pindad menjadi contoh nyata keberhasilan produksi kendaraan lokal berskala nasional. Awalnya dirancang untuk kebutuhan militer, kini versi sipilnya mulai digunakan sebagai kendaraan dinas di beberapa instansi, termasuk oleh Presiden Prabowo sendiri.
Bagi Prabowo, Maung menjadi pijakan awal untuk sesuatu yang lebih besar membangun mobil nasional yang sepenuhnya dirakit dan dikembangkan di Indonesia, bukan sekadar hasil kerja sama atau rebadge dari merek luar negeri.