JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Tren pasar mobil bekas di Indonesia terus mengalami pergeseran. Salah satunya terlihat dari layanan mobil bekas bersertifikasi Hyundai Promise yang dijalankan oleh PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) sejak Juli 2025.
Data internal menunjukkan, penjualan mobil listrik (Electric Vehicle/EV) dan kendaraan bermesin konvensional (Internal Combustion Engine/ICE) mencatat porsi yang hampir sama, masing-masing sekitar 50 persen.
Capaian ini menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap mobil listrik bekas mulai sejajar dengan kendaraan berbahan bakar fosil.
General Manager Hyundai Solusi Mobilitas HMID, Wahyu Seto, menjelaskan bahwa hasil tersebut melampaui perkiraan awal perusahaan. Menurutnya, pasar semula diprediksi akan lebih didominasi oleh mobil bermesin konvensional.
Baca Juga: Hyundai Motors Indonesia Jalin Kerja Sama dengan Persija untuk Liga Super 2025/2026
“Awalnya kami memperkirakan kendaraan bermesin bensin akan lebih diminati. Namun ternyata banyak konsumen yang justru mencari mobil listrik seperti Ioniq 5,” ujar Seto di Jakarta Selatan, Rabu, 15 Oktober 2025.
Seto menilai, meningkatnya minat pada mobil listrik bekas dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan konsumen terhadap jaminan dan pemeriksaan kualitas langsung dari Hyundai. Faktor ini membuat calon pembeli merasa lebih aman dan yakin terhadap kondisi kendaraan yang mereka pilih.
"Karena mereka melihat bahwa ini jaminan dari HMID langsung gitu ya. Jadi mereka pikir kondisinya juga akan lebih bagus," ucap Seto.
Selain mobil listrik, layanan Hyundai Promise juga menampung berbagai jenis kendaraan Hyundai lainnya tanpa batasan model. Beberapa unit yang banyak diminati antara lain Ioniq 6, Kona EV, dan Tucson.
Baca Juga: Hyundai Amerika Tarik Santa Fe 2024-2025, Unit di Indonesia Ikut Terdampak?
Sementara sejumlah Hyundai Santa Fe yang tersedia di program tersebut sebagian besar berasal dari kendaraan operasional internal perusahaan.
Kehadiran program seperti Hyundai Promise menjadi salah satu indikator bahwa pasar mobil bekas di Indonesia kini mulai memasuki fase baru.
Selain menyoroti peningkatan transaksi kendaraan ramah lingkungan, fenomena ini juga mencerminkan perubahan preferensi konsumen terhadap mobil listrik bekas bersertifikasi yang dinilai lebih terjamin secara kualitas.