POSKOTA.CO.ID - Laporan dari Perum Bulog menyebutkan realisasi penyaluran beras dalam program Stablisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) mencapai 492,5 ribu ton hingga 13 Oktober 2025.
Hal ini juga menjadi salah satu faktor kunci menahan laju inflasi bahan pangan, sebab kinerja program ini diikuti dengan tren penurunan harga beras di berbagai daerah.
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Pengembangan Harga (IPH) pekan ke-2 Oktober 2025 mencatat adanya penurunan harga beras di 190 kota/kabupaten di seluruh Indonesia.
Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani menyebutkan program SPHP berkontribusi nyata terhadap stabilisasi harga beras di pasaran, utamanya di tengah fluktuasi pasokan dan permintaan.
Baca Juga: Serap Hasil Panen Raya 2026, Bulog Bangun 100 Gudang Baru
Ia menyebutkan program ini menjadi instrumen efektif pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat tanpa mengorbankan mutu.
“SPHP bukan sekedar program penyaluran beras murah, tetapi bentuk nyata kehadiran negara dalam melindungi masyarakat dari gejolak harga pangan,” kata Ahmad dikutip dari laman resmi Perum Bulog pada Rabu, 15 Oktober 2025.
“Penurunan harga beras ini terjadi seiring meningkatnya distribusi beras SPHP yang semakin merata di pasar tradisional, ritel modern serta melalui kegiatan operasi pasar yang rutin digelar Bulog bersama pemerintah daerah dan instansi lainnya seperti TNI dan Polri,” lanjutnya.
Siap Transformasi Jadi Lembaga Pangan Nasional
Ahmad mengatakan wacana perubahan status Bulog menjadi lembaga baru, sebagai upaya memperkuat peran Bulog menjaga stabilitas dan ketersediaan pangan nasional.
Baca Juga: Menjelang Akhir Tahun, Bulog Madiun Sukses Salurkan 3.776 Ton Beras SPHP ke Masyarakat
Ia menegaskan struktur Bulog saat ini masih relevan untuk menjawab tantangan pangan nasional yang semakin kompleks.
“Sebagai institusi strategis negara di bidang pangan, Bulog mengemban amanah besar untuk menjaga ketahanan pangan nasional,” ujarnya.
Ahmad menyebut transformasi Bulog menjadi badan khusus atau kementerian akan memperluas tanggung jawab lembaga.
Menurutnya, kewenangan lebih besar akan membuat mampu mengendalikan sembilan bahan pokok seperti pada masa kejayaannya dahulu.
Baca Juga: Beras SPHP BULOG Bantu Tekan Harga dan Jaga Inflasi, Penyaluran Tembus 492 Ribu Ton
“Ke depan, Bulog diharapkan tidak hanya fokus pada beras tetapi juga seluruh kebutuhan pokok masyarakat,” tutur Ahmad.
Ahmad pun mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyiapkan langkah antisipatif terhadap kemungkinan risiko perubahan organisasi menjadi lebih besar.
Ia menilai dukungan Presiden serta DPR RI menjadi faktor penting dalam menjaga keseimbangan sosial serta efisiensi operasional Bulog.
“Transformasi ini membuat Bulog semakin berorientasi sosial dengan fokus pada stabilisasi harga dan pengendalian pangan nasional,” ucapnya.