POSKOTA.CO.ID - Nama Vita Amalia mendadak menjadi sorotan publik setelah aksinya dalam sebuah video viral mengundang kecaman luas dari masyarakat.
Dalam rekaman yang beredar luas di media sosial, wanita yang disebut-sebut Vita itu terlihat menginjak kitab suci Al-Qur’an sambil memegang senjata tajam dan mengucapkan kata-kata kasar.
Aksi yang dinilai sebagai bentuk penistaan agama ini memicu gelombang kemarahan publik.
Setelah video tersebut viral dan menuai reaksi keras, Inspektorat Daerah Kabupaten Kepahiang segera memanggil Aparatur Sipil Negara (ASN) berinisial VA, yang disebut-sebut sebagai Vita Amalia, untuk dimintai klarifikasi.
Baca Juga: Lirik Lagu Sabar Sadewok yang Viral di TikTok, Punya Makna Mendalam
Dalam pertemuan tersebut, Vita mengaku, menyesali perbuatannya dan menjelaskan aksinya dilakukan saat dirinya sedang dalam kondisi tertekan dan sakit akibat masalah pribadi.
“Kejadian tersebut saya lakukan karena saya dalam keadaan sakit dan tertekan dalam permasalahan pribadi saya,” ujar Vita dengan nada menyesal.
Ia menambahkan, tidak ada maksud untuk menistakan agama atau melecehkan kitab suci.
Menurutnya, tindakan tersebut dilakukan dalam kondisi emosi yang tidak stabil dan tanpa berpikir panjang.
Vita Amalia kemudian menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya umat Muslim yang tersinggung atas perbuatannya.
Dalam pernyataannya, ia menegaskan siap menerima konsekuensi dari tindakannya dan berharap masyarakat dapat memaafkan kekhilafannya.
Lantas, siapakah sosok Vita Amalia sebenarnya yang viral menginjak kitab suci Al-Qur’an?
Siapa Vita Amalia?
Sosok Vita Amalia atau VA diketahui merupakan ASN yang bertugas di Kantor Lurah Kampung Pensiunan, Kecamatan Kepahiang, Provinsi Bengkulu.
Keberadaan Vita sebagai ASN pun telah dikonfirmasi langsung oleh Lurah Kampung Pensiunan, Yudi, yang membenarkan bahwa wanita berinisial VA tersebut memang bagian dari staf di bawah kepemimpinannya.
Dari catatan internal, Vita bergabung sebagai ASN di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kepahiang sejak empat tahun lalu, usai lulus seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).
Dia kemudian ditempatkan di kantor kelurahan sebagai bagian dari tim pelayanan masyarakat.
Meski begitu, dalam beberapa bulan terakhir, mereka sempat memperhatikan adanya perubahan sikap yang cukup mencolok.