POSKOTA.CO.ID - Secara historis harga beras cenderung naik di bulan September. Data BPS menunjukkan, sepanjang periode 2021 -2024 harga beras selalu naik, mencatat inflasi pada bulan tersebut.
Tetapi pada bulan September 2025 ini kondisinya berbeda.Seperti diberitakan, harga beras di Indonesia mengalami deflasi atau penurunan harga minus 0,13 persen.
Penurunan harga beras di bulan September ini merupakan pertama kalinya dalam lima tahun terakhir, seperti dikatakan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis, 9 Oktober 2025.
“Dengan menurunnya harga beras akan menahan laju inflasi di bulan itu, mengingat beras menjadi salah satu komoditas peredam inflasi,” kata bung Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan bang Yudi.
Baca Juga: Obrolan Warteg: Mencetak Pemimpin Berhati Emas
“Kita patut bersyukur, semoga di bulan Oktober ini harga beras kembali turun, sehingga laju inflasi bulanan semakin tertahan,” tambah Yudi.
“Jika turun, berarti harga rata – rata beras di bulan Oktober ini harus lebih rendah dari bulan September sebelumnya,” kata Heri.
“Itu jika rata – rata harga beras dihitung secara bulanan, seperti halnya penurunan harga beras di bulan September, perbandingnya adalah bulan sebelumnya, Agustus,” jelas mas Bro.
“Namanya kenaikan maupun penurunan harus ada pembanding harga sebelumnya. Jika menghitung harian, berarti harga hari ini dibandingkan kemarin. Kalau mingguan berarti selama seminggu ini dibandingkan periode yang sama pada minggu sebelumnya,” urai Heri.
“Boleh jadi harga beras bulanan turun, tetapi naik secara tahunan ya,” kata Yudi.
“Itu yang terjadi pada bulan September. Secara bulanan turun, tetapi secara tahunan cenderung ada kenaikan seperti data yang disebutkan BPS,” kata Heri.
Baca Juga: Obrolan Warteg: Jangan Sampai Jadi Bancakan
Seperti diberitakan, rata- rata harga beras cenderung naik secara tahunan, tetapi turun secara bulanan pada September lalu baik di tingkat penggilingan, grosir maupun eceran. Harga tahunan berarti periode satu tahun dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
“Yang jelas, penurunan harga beras di bulan September lalu menjadi sinyal kuat keberhasilan peningkatan produksi nasional.Potensi luas panen meningkat. Perkiraan produksi – sesuai data BPS, sebesar 34 juta ton di akhir tahun 2025 ini. Meningkat dibandingkan tahun lalu yang hanya 30 juta ton,” urai mas Bro.
“Swasembada pangan dapat tercapai akhir tahun ini dong?, nggak perlu menunggu dua tahun lagi,” kata Yudi.
“Semoga akhir tahun membawa keberkahan bagi kita semua. Berkah juga bagi para petani karena kesejahteraan kian meningkat sejalan dengan tercapainya swasembada pangan,” kata Heri.
“Aamiin” kata kedua sohibnya. (Joko Lestari).