Suasana sejumlah siswa USB SMPN 62 Kota Bekasi mengikuti kegiatan belajar mengajar di ruang kelas dengan atap nyaris roboh, Rabu, 8 Oktober 2025. (Sumber: Poskota/Nurpini Aulia Rapika)

JAKARTA RAYA

Gedung USB SMPN 62 Kota Bekasi Rusak, Disdik Sebut Pembangunan Bukan Kewenangannya

Kamis 09 Okt 2025, 16:11 WIB

MEDAN SATRIA, POSKOTA.CO.ID – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi menyebut, perbaikan gedung Unit Sekolah Baru (USB) SMP 62 Kota Bekasi, Kecamatan Medan Satria, bukan kewenangannya.

Gedung tersebut merupakan bangunan bekas kantor kelurahan yang telah berdiri sejak puluhan tahun lalu.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Alexander Zulkarnain, mengatakan pembangunan gedung sekolah baru bukan menjadi kewenangan pihaknya, melainkan Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (Disperkimtan).

“Ini saya lihat dulu, nanti baru kami usulkan ke Perkimtan. Karena yang bangun bukan kami ya, tapi Perkimtan. Jadi kewenangan untuk kaitan dengan bangunan sekolah itu di mereka. Kalau kami hanya untuk rehab ringan saja,” kata Alexander saat dikonfirmasi, Kamis, 9 Oktober 2025.

Baca Juga: Longsor di TPA Sumurbatu, DLH Bekasi Gerak Cepat Pulihkan Operasional

Alexander menjelaskan, pihaknya akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu untuk memastikan status kepemilikan lahan yang digunakan sebelum pengajuan pembangunan dilakukan.

“Kalau tanahnya sudah dilihat, kemudian penetapan lokasinya sudah ada, ya baru kami usulkan ke pak wali kota dan Perkimtan. Jadi kami ini penerima, user, bukan yang membangun,” tuturnya.

Sebelumnya, Pelaksana Harian (Plh) USB SMPN 62 Kota Bekasi, Deni Permadi mengatakan, sekolah yang dipimpinnya masih berstatus UBS di bawah naungan SMPN 19 Kota Bekasi.

Menurut Deni, gedung yang kini digunakan merupakan hibah dari Pemerintah Kota Bekasi karena di wilayah Medan Satria, belum terdapat SMP negeri.

Baca Juga: Orang Tua Murid Keluhkan Kondisi Bangunan SMPN 62 Bekasi yang tidak Layak dan Nyaris Roboh

“Awalnya ini gedung bekas kantor kelurahan. Karena di Medan Satria belum ada SMP negeri, akhirnya diusulkan warga dan FKRW untuk dijadikan sekolah. Kami sudah berjalan hampir tiga tahun,” ujarnya.

Namun, kondisi bangunan saat ini memprihatinkan. Beberapa kali atap ruang kelas dan ruang guru roboh meski tidak sampai menimbulkan korban jiwa.

“Sudah tiga kali atap ruangan roboh, tapi untungnya kejadiannya malam hari saat libur sekolah,” jelas Deni.

Akibat keterbatasan ruang, kegiatan belajar mengajar terpaksa dilakukan dua shift. Dari total sekitar 320 siswa, hanya tersedia empat ruang kelas aktif yang digunakan bergantian.

Baca Juga: Gunungan Sampah di TPA Sumur Batu Bekasi Rawan Longsor, Warga Minta Pemkot Turun Tangan

“Kelas 8 dan 9 belajar pagi, sedangkan kelas 7 masuk siang. Kalau ujian semester, biasanya kami menumpang di SMP 19,” sambungnya.

Meski dalam kondisi serba terbatas, semangat belajar para guru dan siswa tetap tinggi. Mereka berharap pembangunan gedung sekolah baru bisa segera direalisasikan melalui Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) 2026.

“Kami berharap pembangunan sekolah baru bisa segera terealisasi. Kondisi sekarang sudah sangat memprihatinkan, dan kami ingin siswa bisa belajar dengan aman serta nyaman,” ujarnya. (cr-3)

Tags:

Tim Poskota

Reporter

Febrian Hafizh Muchtamar

Editor