PENJARINGAN, POSKOTA.CO.ID - Polres Metro Jakarta Utara menemukan fakta baru terkait kasus penemuan jasad bocah perempuan berusia berinisial AR, 8 tahun di kamar indekost di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara.
Berdasarkan kesaksian para saksi, yang mengaku sering melihat tubuh korban penuh luka sebelum ditemukan tak bernyawa.
"Ayah korban melihat anaknya murung, ayah korban juga melihat ada lebam biru-biru di mata korban. Ketika ditanya kepada korban, korban diam, ditanya ke ibunya, dia mengaku korban jatuh dari motor," ujar Kepala Unit Kejahatan dan Kekerasan Polres Metro Jakarta Utara, Ajun Komisaris Polisi I Gede Gustiyana, saat dikonfirmasi, Rabu, 1 Oktober 2025.
Lanjut Gustiyana, kesaksian serupa datang dari saksi lain yang sering berinteraksi dengan korban dan ibunya sehari-hari, seperti penjual kopi, penjual nasi, serta petugas keamanan (kamtib).
Baca Juga: Bocah 8 Tahun Tewas di Kos Penjaringan, Polisi Dalami Keseharian Korban
Mereka mengaku sering melihat luka biru di bagian mata dan wajah korban, bahkan ada goresan seperti cakaran di leher.
"Ada juga saksi penjual kopi, penjual nasi, kamtib sering melihat luka di bagian mata muka biru-biru, terus ada juga keterangan saksi yang menyebutkan muka korban sering biru goresan cakar di bagian lehernya," ucap Gustiyana.
Selain itu, kata Gustiyana, penghuni indekos memberikan kesaksian tentang tangisan AR yang sering terdengar setiap subuh. Salah satu saksi bahkan mengaku pernah memukul tembok kontrakan untuk menyuruh korban diam, karena merasa kasihan.
"Keterangan saksi yang ngontrak setiap subuh sering dengar tangisan dari anak itu. Bahkan suatu ketika, saksi pernah dia memukul tembok kontrakan untuk menyuruh diam, karena kasihan kepada korban," beber Gustiyana.
Penemuan jasad korban berawal dari ayah kandung korban berinisial S yang ingin bertemu dengan anaknya (koban AR).
Namun pada saat dihubungi, korban tidak memberikan merespons. Sehingga S berinsiatif mendatangi kost korban bersama warga setempat. Sesampainya di lokasi, AR ditemukan sudah tak bernyawa dalam kondisi mengenaskan.
"Awalnya bapaknya kangen pengen ketemu anaknya, di hubungi tapi tidak ada respon. Akhirnya datang ke lokasi dan bersama warga mengetahui ada mayat, laporan ke Kamtib dan Bhabinkamtibmas," jelas Kapolsek Metro Penjaringan, AKBP Agus Ady Wijaya.
Setelah itu, kata Agus, mayat korban dibawa ke Rumah Sakit Kramat Jati untuk dilakukan autopsi guna menentukan penyebab kematian.
Mengingat kondisi mayat yang sudah membusuk membuat analisis visual sulit dilakukan. Saat ini pihaknya sedang menunggu hasil autopsi untuk mendapatkan kejelasan.
"Saat TKP diproses, ayah korban hadir, namun ibunya tidak berada di lokasi," ucap Agus.