Hancur
Goresan ringan
Material
Titanium
Titanium + Ceramic Shield
Tabel di atas menunjukkan bahwa secara ketahanan struktural, iPhone Air hampir setara iPhone 17 Pro. Namun, kelemahan utama terletak pada perlindungan kaca belakang yang lebih rentan retak.
5. Filosofi Desain: Tipis, Ringan, tetapi Rentan?
Apple selalu dikenal dengan filosofi desain yang menekankan kesederhanaan, keindahan, dan fungsionalitas. Dengan meluncurkan iPhone Air, Apple tampaknya ingin menjawab kebutuhan pasar yang menginginkan perangkat lebih ringan dan portabel.
Namun, muncul dilema klasik: semakin tipis perangkat, semakin besar risiko kerusakan fisik. Hal ini terlihat jelas pada hasil tes jatuh yang menunjukkan kaca belakang iPhone Air lebih mudah hancur. Oleh karena itu, Apple dan pihak ketiga seperti Allstate Protection Plans sepakat bahwa pengguna sangat disarankan menggunakan casing pelindung dan tempered glass.
6. Biaya Perbaikan: Ancaman Dompet Pengguna
Salah satu faktor yang membuat uji ketahanan penting adalah tingginya biaya perbaikan perangkat Apple. Berdasarkan estimasi industri, mengganti layar iPhone terbaru bisa menelan biaya hingga jutaan rupiah. Untuk kaca belakang, biaya bisa lebih mahal lagi, apalagi pada desain unibody yang sulit diperbaiki.
Menurut laporan GSM Arena, perbaikan iPhone Air bisa mencapai 30% lebih mahal dibandingkan iPhone generasi sebelumnya, karena bodinya lebih tipis dan membutuhkan teknik khusus saat bongkar pasang.
Hal ini membuat perlindungan tambahan seperti casing anti-shock dan asuransi perangkat menjadi pilihan yang bijak.
7. Peran Asuransi Perangkat
Uji ketahanan yang dilakukan Allstate Protection Plans tidak hanya menjadi ajang pembuktian kualitas iPhone Air, tetapi juga bagian dari edukasi pengguna tentang pentingnya asuransi perangkat. Dengan premi bulanan, pengguna bisa mengurangi risiko kerugian besar akibat kerusakan.