CENGKARENG, POSKOTA.CO.ID - Anggota Komisi C DPRD Jakarta, Lukmanul Hakim menegaskan, program Makan Bergizi Gratis (MBG) harus dievaluasi, bukan dihentikan.
Hal tersebut menanggapi sejumlah pelajar penerima manfaat diduga keracunan menu MBG. Badan Gizi Nasional (BGN) mencatatkan, 5.914 penerima Makan Bergizi Gratis (MBG) diduga terdampak keracunan.
"Beberapa hari lalu soal viral MBG banyak keracunan ya tentunya ini kan harus ditingkatkan pengawasan yang lebih baik, bukan programnya yang disetop. Kami tidak setuju kalau programnya yang disetop. Jadi bagaimana pengawasan ditingkatkan agar lebih terus bisa memberi makan kepada anak berkekurangan," kata Lukmanul di Masjid Raya KH. Hasyim Asy'ari, Daan Mogot, Jakarta Barat, Minggu, 28 September 2025.
Meski sejumlah penerima manfaat keracunan, program MBG sudah membantu 20 juta anak sekolah, ibu hamil, dan penerima lainnya di 38 provinsi.
Baca Juga: Keracunan MBG di Bandung Barat, Pasien Sembuh Kembali Kambuh
"Jadi program ini tidak hanya beri makanan bergizi, tetapi juga gerakkan roda ekonomi lokal lewat penyerapan tenaga kerja. Itu juga kan berdayakan petani dan nelayan," ucapnya.
Menurutnya, MBG merupakan program pemerintah pusat yang sangat baik untuk membantu masyarakat, khususnya kalangan tidak mampu.
"Jadi perlu terus berjalan dengan sistem pengawasan yang lebih ketat demi menjamin kualitas makanan," ujar politisi Partai Gerindra tersebut.