KEBAYORAN BARU, POSKOTA.CO.ID - Polda Metro Jaya mengungkap motif penculikan hingga pembunuhan Kepala Cabang (Kacab) Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cempaka Putih, Mohamad Ilham Pradipta, 37 tahun.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Putra menjelaskan, para pelaku menyusun rencana matang untuk mengalihkan dana dari rekening pasif (dormant) milik nasabah ke tabungan penampungan.
Untuk melancarkan aksi ini, mereka diduga membutuhkan akses perbankan dari orang dalam. Oleh karena itu, para pelaku membutuhkan korban untuk memindahkan isi rekening dormant tersebut.
"Para tersangka memiliki tujuan untuk melakukan pemindahan dana dari rekening dormant ke rekening penampungan. Itu yang menjadi motif utama tindakan kriminal ini," kata Wira saat konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa, 16 September 2025.
Baca Juga: Anggota TNI Terlibat Penculikan Kacab BRI karena Imbalan Uang
Menurut Wira, penculikan yang berujung kematian korban berawal pada saat tersangka berinisial C bertemu tersangka DH pada Juni 2025. Ketika itu tersangka C memiliki data rekening dormant di sejumlah bank, sedangkan C berencana memindahkan uang dari rekening dormant ke rekening penampungan yang telah disiapkan.
"Dalam rencana ini C sudah menyiapkan tim IT, namun untuk melaksanakan hal tersebut memerlukan otoritas dari kepala bank. Sehingga C mengajak DH untuk mencari Kacab yang bisa diajak bekerjasama," ucapnya.
Korban diculik masuk ke mobil oleh beberapa orang tidak di kenal di Lotte Grosir, Pasar Rebo, Jakarta Timur pada 20 Agustus 2025. Saat itu, korban diketahui sedang menghadiri pertemuan bisnis dengan pihak Lotte Grosir.
Ilham ditemukan tewas di daerah Karangsambung, Desa Nagasari, Serang Baru, Kabupaten Bekasi, keesokan harinya. Pada saat ditemukan, kondisi jasad korban dalam keadaan tangan dan kaki terikat, serta mata tertutup lakban dengan dugaan kekerasan.
Baca Juga: Anggota TNI Jadi Tersangka Kasus Pembunuhan Kacab BRI Cempaka Putih
Polisi telah menangkap 15 orang yang diduga terlibat dalam insiden tersebut. Satu di antaranya merupakan Dwi Hartono, seorang pengusaha di bidang bimbingan belajar daring yang diduga sebagai otak di balik kejahatan.