CILEUNGSI, POSKOTA.CO.ID – Kepala SMKN 1 Cileungsi, Bogor, Meisye Yeti, akan mengevaluasi kegiatan belajar di tenda darurat bantuan Kemendikdasmen pasca ambruknya bangunan kelas pada 10 September lalu.
Langkah itu diambil karena banyak siswa mengeluhkan panas saat belajar di dalam tenda.
“Ini belajar baru beberapa jam kita belum bisa evaluasi seperti itu kan karena anak mungkin baru membayangkan tenda panas, samping-sampingnya itu kan sudah ada jendelanya juga seperti itu. Jadi saya juga akan mengevaluasi hari ini, dengan guru-gurunya seperti itu,” kata Meisye kepada wartawan, Senin, 15 September 2025.
Meski begitu, Meisye menyebut siswa masih bisa memanfaatkan ruang di halaman sekolah yang teduh karena banyak pepohonan.
Baca Juga: Siswa SMKN 1 Cileungsi Bogor Belajar di Tenda Pasca Kelas Ambruk
Sebelum insiden ambruknya kelas, kata Meisye, siswa SMKN 1 Cileungsi memang sudah terbiasa belajar di luar ruangan untuk mencari suasana baru.
“Biasanya anak-anak itu yang tidak kena dampak aja suka pada di bawah pohon rindang belajarnya, terutama belajarnya yang pembelajaran kayak sejarah gitu kan,” ujarnya.
“Anak-anak biasanya di bawah pohon rindang, jadi fleksibel aja. Karena kan tenda, (melindungi dari) hujan, kalau panas sih gampang di bawah pohon rindang. Kalau hujan kan tetap harus ada alat seperti itu,” tambahnya. (cr-6)