POSKOTA.CO.ID - Insiden penjarahan yang menimpa rumah komedian sekaligus politisi Eko Patrio meninggalkan luka mendalam.
Seluruh harta benda yang dikumpulkan selama puluhan tahun lenyap tak bersisa. Lebih dari sekadar kerugian materiil, Eko mengaku keluarganya mengalami trauma psikologis yang tidak mudah dipulihkan.
Dalam wawancara terbarunya, Eko untuk pertama kalinya mengungkap secara terbuka kerugian yang dialaminya.
Ia mengatakan bahwa semua barang berharga, pakaian, hingga kebutuhan sehari-hari milik keluarganya raib.
Baca Juga: Commander Wish Kepala BNN RI: Tegaskan Tiga Nilai Kunci dalam Menghadapi Tantangan P4GN
"Belum saya hitung berapa kerugiannya, tetapi semuanya habis, ludes tak tersisa," ujar Eko.
Rumah yang ia bangun dari hasil kerja keras di dunia hiburan selama bertahun-tahun tidak hanya kehilangan isinya, tetapi juga mengalami kerusakan parah. Dinding rumah penuh coretan dan beberapa bagian rusak akibat aksi massa.
Lebih dari sekadar kehilangan materi, Eko menegaskan bahwa trauma psikologis menjadi beban terberat bagi keluarganya. Anak-anaknya sangat terpukul dengan insiden tersebut.
"Baik baju, celana, semua milik anak-anak juga ikut habis. Habis dan luluh lantak enggak ada yang tertinggal," ucapnya.
Baca Juga: Cara Daftar Lowongan Kerja BPJS Ketenagakerjaan 2025: Buka Rekrutmen untuk 4 Posisi
Untuk sementara, Eko dan keluarganya memilih tinggal di rumah kontrakan di kawasan pinggiran Jakarta. Ia menekankan bahwa saat ini fokus utamanya adalah memulihkan kondisi mental keluarga.
Meski menghadapi cobaan berat, Eko menunjukkan ketegaran. Ia mengaku lebih memilih mengambil hikmah dari kejadian ini daripada terus larut dalam kesedihan.
"Saya ambil hikmahnya saja. Menguatkan keluarga, membangun psikologis anak-anak. Ya pasti kecewa, tapi saya ajak mereka untuk tegar," tuturnya.
Eko Patrio juga menegaskan tidak menyimpan dendam terhadap para pelaku.
Baca Juga: Kapan Pengangkatan PPPK Paruh Waktu 2025? Simak Jadwal Terbaru dari BKN
"Ya, maafkan mereka. Mudah-mudahan kejadian seperti ini tidak terulang lagi," ujarnya.
Saat ditanya mengenai rencana memperbaiki rumahnya, Eko memilih untuk bersikap realistis. Menurutnya, membangun kembali rumah bukanlah prioritas saat ini.
"Sekarang saya mau dekat dengan keluarga dulu. Lebih banyak waktu dengan anak dan istri, berdoa bersama-sama," jelasnya.
Baginya kebersamaan dengan keluarga menjadi penguat utama untuk bangkit dari keterpurukan. Ia meyakini bahwa ketabahan, doa, dan dukungan keluarga akan membantunya melewati masa sulit ini.