POSKOTA.CO.ID - Drama politik di Senayan makin memanas, nasib anggota DPR RI seperti Uya Kuya, Eko Patrio, Nafa Urbach hingga Ahmad Sahroni kini benar-benar berada di ujung tanduk.
Setelah ramai dinonaktifkan sebagai anggota DPR, publik sempat geram karena mereka disebut masih tetap menerima gaji dan tunjangan. Namun, kini situasi berbalik.
Tindakan Tegas PAN dan Nasdem
Partai Amanat Nasional (PAN) akhirnya membuat gebrakan. Sang ketua, Putri Zulkifli Hasan menegaskan bahwa pihaknya sudah mengajukan permintaan resmi agar Eko Patrio dan Uya Kuya tidak lagi mendapat sepeser pun gaji maupun fasilitas DPR selama berstatus nonaktif.
“Fraksi PAN sudah meminta penghentian seluruh hak, termasuk gaji, tunjangan dan fasilitas kepada Setjen DPR RI dan Kementerian Keuangan,” kata Putri Zulhas.
Baca Juga: Profil Eko Patrio: Dari Artis Ibu Kota Jadi Anggota DPR RI dan Kini Dinonaktifkan
Keputusan ini disebut sebagai bukti nyata komitmen PAN menjaga integritas dan transparansi di mata rakyat.
Sehari sebelumnya, Fraksi NasDem sudah lebih dulu mengambil langkah serupa. Gaji dan fasilitas Ahmad Sahroni serta Nafa Urbach resmi diminta dihentikan.
Ketua Fraksi NasDem, Viktor Laiskoda menegaskan langkah ini wajib dilakukan demi menjaga kepercayaan publik.
“Gaji, tunjangan, dan fasilitas bagi anggota DPR nonaktif harus dihentikan sementara. Ini bagian dari integritas partai,” ujar Viktor.
Baca Juga: Euforia Berujung Petaka: Eko Patrio dan Uya Kuya Dipecat PAN Usai Rumah Dijarah Massa
Dengan keputusan dua partai tersebut, jelas sudah bahwa status nonaktif DPR bukan sekadar kehilangan kursi di parlemen, tapi juga berarti berhenti menikmati fasilitas dan gaji.
Langkah tersebut diambil usai terjadi aksi demonstrasi di berbagai daerah termasuk Jakarta. Massa aksi menyuarakan kekecewaannya terhadap DPR RI ditambah adanya isu tunjangan dengan nilai yang fantastis.
Publik menilai DPR tidak pro rakyat, dan nirempati di tengah kesulitan ekonomi para wakil rakyat itu dianggap tidak peduli sehingga kemarahan sudah tak terbenduh dan menyebabkan mahasiswa dan elemen masyarakat sipil turun ke jalan.
Aksi demonstrasi tersebut berlangsung sepajang 28 Agustus hingga 31 Agustus 2025, suasana mencekam karena bentrokan masyarakat dengan aparat keamanan.
Kemarahan memuncak usai Affan Kurniawan seorang driver ojol tewas dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob.
Kini, situasi mulai agak tenang namun gejolak serta tuntutan rakyat terhadap DPR RI dan pemerintah tetap menggaung.