Potret barracuda Brimob yang menjadi sorotan publik pasca tragedi 28 Agustus 2025. (Sumber: Pinterest)

OTOMOTIF

Spesifikasi dan Harga Mobil Barracuda Brimob: Rantis yang Dikaitkan dengan Tewasnya Affan Kurniawan

Jumat 29 Agu 2025, 13:56 WIB

POSKOTA.CO.ID - Tanggal 28 Agustus 2025 menjadi salah satu catatan kelam dalam perjalanan demokrasi Indonesia. Aksi demo buruh yang sejatinya menyuarakan hak-hak dasar pekerja justru berujung duka mendalam.

Publik dikejutkan dengan rekaman viral yang memperlihatkan mobil taktis barracuda milik Brimob Polri melaju kencang, menembus kerumunan, hingga melindas seorang driver ojek online bernama Affan Kurniawan (21 tahun).

Affan, yang saat itu turut berada di lokasi, seketika menjadi korban dari tindakan represif aparat. Video tersebut dengan cepat menyebar di TikTok, Instagram, hingga X (Twitter), memunculkan gelombang amarah publik.

Peristiwa itu pun membuka perdebatan besar apakah kendaraan tempur layak dihadirkan di tengah aksi rakyat yang seharusnya dilindungi?

Baca Juga: Prabowo Subianto Perintahkan Usut Tuntas Kasus Mobil Rantis Lindas Ojol

Latar Belakang Aksi 28 Agustus 2025

Aksi demonstrasi yang digelar saat itu membawa sejumlah tuntutan, di antaranya:

Sayangnya, alih-alih aspirasi mendapat ruang dialog, aksi berujung kekerasan. Kehadiran barracuda Brimob yang seharusnya menjaga keamanan justru menjadi simbol ketakutan.

Barracuda: Fungsi Awal yang Tergelincir

Secara desain, rantis barracuda adalah kendaraan taktis dengan misi utama pengendalian massa, operasi antiterorisme, hingga pengamanan konflik horizontal.

Barracuda pertama kali diperkenalkan sebagai bagian dari modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) Polri. Tercatat ada 44 unit yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

Kendaraan ini didesain agar mampu memberikan perlindungan maksimal bagi aparat dalam kondisi rawan. Namun, insiden 28 Agustus 2025 memperlihatkan jurang besar antara fungsi ideal dan praktik lapangan.

Alih-alih menciptakan rasa aman, barracuda justru menjadi malaikat maut bagi rakyat kecil seperti Affan Kurniawan.

Spesifikasi Teknis Barracuda Brimob

Publik menyoroti detail teknis kendaraan yang menelan biaya fantastis namun dipakai dengan cara yang merenggut nyawa rakyat.

Beberapa spesifikasi utama barracuda:

Dari sisi fungsi, kendaraan ini jelas dirancang untuk perang dan anti-teror, bukan menghadapi massa sipil yang menuntut hak.

Harga Fantastis: Beban dari Pajak Rakyat

Kemarahan publik semakin membara setelah beredar informasi bahwa harga satu unit barracuda mencapai nyaris Rp 1 triliun.

Unggahan akun IG @zulfridahk menampilkan tangkapan layar dari dokumen Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) yang menunjukkan detail harga fantastis tersebut.

Pertanyaan pun muncul:

Bagi banyak orang, tragedi Affan adalah simbol ketidakadilan: “pajak rakyat digunakan untuk membeli kendaraan yang membunuh rakyat.”

Peristiwa ini menyisakan luka mendalam. Affan Kurniawan bukan hanya nama, ia adalah representasi anak muda pekerja keras yang mencari nafkah sebagai driver ojol.

Tragedi ini menimbulkan trauma kolektif—bukan hanya bagi keluarga korban, tetapi juga bagi ribuan buruh dan warga yang menyaksikan langsung maupun lewat layar ponsel.

Manusia yang seharusnya dilindungi, justru terinjak oleh simbol kekuasaan yang mestinya menjaga. Ironi terbesar hadir ketika alat pelindung berubah menjadi alat penindas.

Reaksi Publik dan Media Sosial

Gelombang kritik datang dari berbagai lapisan masyarakat:

Beberapa tokoh publik juga angkat bicara, menegaskan bahwa demokrasi tidak boleh berjalan dengan darah rakyat.

Baca Juga: Apa Fungsi dan Spesifikasi Mobil Rantis Brimob Polri yang Lindas Driver Ojol Affan Kurniawan

Tanggung Jawab Institusional

Pasca kejadian, Polri mengumumkan bahwa 7 anggota Brimob ditahan untuk diperiksa. Kapolri juga berjanji mengusut tuntas kasus ini dan memberikan sanksi tegas.

Namun, publik masih menaruh curiga. Akankah investigasi benar-benar transparan? Ataukah hanya menjadi catatan singkat dalam sejarah panjang represifitas aparat di Indonesia?

Kasus ini membuka diskursus yang lebih luas:

Refleksi ini penting agar tragedi Affan Kurniawan tidak menjadi sekadar angka statistik.

Tragedi 28 Agustus 2025 seharusnya menjadi momentum evaluasi besar-besaran. Demokrasi sejati hanya bisa tegak jika aparat benar-benar menjadi pengayom, bukan penindas.

Affan Kurniawan mungkin telah tiada, namun kisahnya menjadi pengingat bahwa hak hidup dan martabat manusia harus selalu ditempatkan di atas segalanya.

Semoga luka ini mendorong perubahan nyata agar kendaraan tempur tak lagi menggilas rakyat, dan agar suara keadilan tak lagi dikubur di bawah roda barracuda.

Tags:
Harga Barracuda BrimobAffan KurniawanSpesifikasi Barracuda Brimob

Yusuf Sidiq Khoiruman

Reporter

Yusuf Sidiq Khoiruman

Editor