POSKOTA.CO.ID - Isu resesi global semakin menjadi sorotan utama media internasional. Perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang tak kunjung berakhir, disertai lemahnya stabilitas ekonomi Eropa akibat penurunan kinerja industri, menjadi faktor dominan yang memperburuk kondisi.
Indonesia juga tidak lepas dari imbasnya. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua hanya sebesar 5,05% YoY, lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 5,27% YoY. Meski angka ini masih positif, tren perlambatan perlu diwaspadai.
Bagi generasi muda yang sudah melek finansial, situasi ini bukan alasan untuk panik, melainkan panggilan untuk lebih bijak mengelola aset. Salah satu instrumen investasi yang kerap dianggap paling aman menghadapi krisis adalah emas.
Baca Juga: Cara Dapat Uang Rp100 Ribu dalam Sehari, Ini Rahasianya
Mengapa Emas Jadi Pilihan di Masa Resesi?
Emas bukan sekadar logam mulia yang bernilai tinggi. Selama ratusan tahun, emas terbukti menjadi penyimpan nilai (store of value) yang stabil bahkan ketika sistem keuangan global goyah. Nilainya tidak bergantung pada keputusan satu negara atau perusahaan tertentu, sehingga relatif kebal terhadap guncangan resesi.
Banyak analis keuangan menekankan bahwa emas adalah instrumen safe haven—aset perlindungan ketika instrumen investasi lain, seperti saham atau obligasi, kehilangan daya tariknya.
Cara Investasi Emas dengan Bijak
Berinvestasi emas tidak bisa dilakukan asal-asalan. Dibutuhkan strategi dan pemahaman agar manfaatnya maksimal. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat ditempuh:
1. Pilih Jenis Emas yang Sesuai Kebutuhan
- Emas Batangan: Cocok untuk tujuan investasi jangka panjang karena nilai jual kembali lebih stabil.
- Perhiasan Emas: Memiliki fungsi ganda sebagai aksesori, tetapi nilai jualnya biasanya lebih rendah karena dikenai biaya pembuatan.
- Emas Digital: Praktis, aman, dan dapat diakses melalui aplikasi finansial resmi yang diawasi OJK.
Generasi muda yang dinamis sering kali lebih memilih emas digital karena tidak perlu repot menyimpan fisik, sementara investor konvensional masih mengandalkan batangan.
2. Beli Emas di Tempat Terpercaya
Pastikan membeli emas dari lembaga resmi seperti Pegadaian, Antam, atau aplikasi investasi yang terdaftar di OJK. Dengan demikian, keaslian dan legalitas aset emas terjamin.
3. Pantau Harga Emas Secara Berkala
Harga emas memang fluktuatif. Oleh karena itu, penting untuk memantau harga harian melalui aplikasi atau situs resmi. Prinsip sederhana yang bisa diikuti: beli saat harga turun, jual saat harga naik.
4. Simpan Emas dengan Aman
- Untuk emas fisik, gunakan brankas pribadi atau safe deposit box (SDB) di bank.
- Untuk emas digital, simpan di aplikasi resmi agar lebih aman dari risiko pencurian atau kehilangan.
5. Investasi Secara Berkala
Prinsip Dollar Cost Averaging (DCA) dapat diterapkan. Misalnya, membeli emas dengan jumlah tetap setiap bulan tanpa terpengaruh fluktuasi harga. Strategi ini membuat investasi lebih konsisten dan minim risiko.

Kelebihan Investasi Emas Saat Menghadapi Resesi
1. Tahan Inflasi
Inflasi dapat menggerus daya beli masyarakat. Namun, emas justru cenderung naik nilainya ketika inflasi tinggi, sehingga efektif sebagai pelindung kekayaan.
2. Mudah Dicairkan
Ketika kondisi darurat muncul, emas lebih mudah dijual dibanding aset lain seperti properti atau saham. Likuiditas emas yang tinggi menjadikannya aset siaga darurat di masa resesi.
3. Instrumen Safe Haven
Emas dikenal sebagai aset penyelamat (safe haven) karena nilainya relatif stabil ketika pasar keuangan global terguncang. Investor global biasanya beralih ke emas ketika aset lain merugi.
Sejarah mencatat bahwa pada krisis global 2008, harga emas melonjak tajam hingga lebih dari 25% dalam setahun. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya peran emas sebagai benteng finansial.
Namun, investasi emas juga bukan tanpa tantangan. Berbeda dengan saham atau obligasi, emas tidak menghasilkan dividen atau bunga. Nilainya murni dari apresiasi harga. Artinya, investor perlu disiplin jangka panjang untuk merasakan keuntungan signifikan.
Dari sudut pandang manusia, emas memberikan ketenangan psikologis. Ketika melihat angka tabungan di bank bisa tergerus inflasi, emas hadir sebagai simbol kekuatan dan stabilitas.
Baca Juga: Buruh Siap Gelar Demo Besar di Jakarta pada 28 Agustus, Catat Lokasinya!
Strategi Kombinasi: Jangan Hanya Bergantung pada Emas
Meski emas aman, sebaiknya tidak semua dana investasi dialokasikan ke emas. Diversifikasi tetap penting. Investor disarankan mengombinasikan emas dengan:
- Reksa Dana Pasar Uang untuk likuiditas.
- Saham Blue Chip untuk potensi pertumbuhan jangka panjang.
- Obligasi Pemerintah untuk pendapatan tetap yang relatif aman.
Dengan demikian, portofolio tetap seimbang dan siap menghadapi berbagai skenario ekonomi.
Resesi global memang menimbulkan ketidakpastian. Namun, justru di tengah ketidakpastian inilah generasi muda ditantang untuk lebih visioner dan adaptif.
Investasi emas bukan sekadar strategi finansial, melainkan bentuk kebijaksanaan dalam mengelola kekayaan. Dengan memilih jenis emas yang tepat, membeli di tempat resmi, menyimpannya dengan aman, serta berinvestasi secara rutin, emas dapat menjadi pelindung nilai aset menghadapi badai resesi.
Seperti pepatah lama mengatakan, “emas tetap bersinar meski langit mendung.” Di tengah bayang-bayang resesi, emas hadir sebagai harapan sekaligus fondasi stabilitas bagi mereka yang ingin tetap berdiri kokoh.