Mengenal 3 Budaya Betawi Ikonik di Jakarta: Dari Batik Tradisional hingga Sosok ‘Robin Hood Indonesia’ (Sumber: Pinterest)

Daerah

3 Budaya Betawi yang Harus Diketahui: Batik, Tradisi Lokal, hingga Tokoh Fenomenal Robin Hood Indonesia

Kamis 21 Agu 2025, 08:46 WIB

POSKOTA.CO.ID - Jakarta sebagai ibu kota Indonesia sering dipersepsikan sebagai kota modern yang penuh dengan hiruk-pikuk aktivitas ekonomi, bisnis, dan politik.

Namun, di balik gedung pencakar langit dan jalanan yang padat, Jakarta menyimpan akar budaya yang sangat kuat Budaya Betawi.

Budaya Betawi adalah hasil akulturasi beragam etnis yang pernah singgah di Batavia (nama lama Jakarta), mulai dari Tionghoa, Arab, India, hingga Belanda.

Keberagaman ini melahirkan identitas khas yang tidak dimiliki kota lain. Dari makanan, pakaian, musik, hingga kesenian, Betawi hadir sebagai penanda bahwa Jakarta tidak hanya kota metropolitan, tetapi juga pusat warisan budaya yang patut dijaga.

Dalam artikel ini, kita akan membahas tiga aspek penting budaya Betawi yang tidak hanya menjadi simbol tradisi, tetapi juga menyimpan nilai moral, sejarah, dan filosofi kehidupan:

  1. Batik Betawi – Warna cerah dengan motif yang kaya makna.
  2. Si Pitung – Legenda rakyat yang dijuluki Robin Hood Indonesia.
  3. Teater Jipeng – Seni pertunjukan rakyat yang sarat pesan keagamaan.

Baca Juga: Aktivitas Seismik Meningkat, Cimahi Diguncang 2 Kali Gempa dalam Sebulan

1. Batik Betawi: Warna, Motif, dan Filosofi

Keunikan Batik Betawi

Batik bukan hanya milik Pekalongan, Solo, atau Yogyakarta. Betawi juga memiliki batiknya sendiri, yang dikenal dengan Batik Betawi.

Ciri khas batik ini adalah dominasi warna-warna cerah seperti merah, oranye, hijau, dan hitam. Warna-warna tersebut melambangkan semangat masyarakat Betawi yang terbuka, ceria, dan penuh kehidupan.

Selain warna, motif batik Betawi juga berbeda dari daerah lain. Ia kerap mengangkat unsur flora dan fauna khas Jakarta, serta simbol-simbol budaya seperti Ondel-Ondel, Tanjidor, dan rumah-rumah tradisional Betawi.

Bahkan, terdapat motif yang menggambarkan kegiatan sehari-hari masyarakat, mulai dari pasar, permainan anak, hingga pesta pernikahan adat.

Jejak Akulturasi dalam Motif

Batik Betawi juga menunjukkan jejak percampuran budaya. Motifnya memadukan unsur Tionghoa dan Islam, mencerminkan sejarah panjang Batavia sebagai pelabuhan internasional. Setidaknya terdapat 14 motif khas Batik Betawi, di antaranya motif Ondel-Ondel, Nusa Kelapa, Tanjidor, dan Salakanagara.

Dari perspektif manusia, batik ini bukan sekadar kain, melainkan medium narasi visual yang menceritakan kehidupan masyarakat Betawi. Saat seseorang mengenakan Batik Betawi, ia tidak hanya memakai pakaian, tetapi juga membawa identitas, sejarah, dan filosofi leluhur.

2. Si Pitung: Robin Hood Indonesia

Siapa Si Pitung?

Dalam khazanah Betawi, ada satu tokoh legendaris yang tak pernah lekang oleh zaman, yaitu Si Pitung. Ia dikenal sebagai jagoan Betawi yang hidup pada masa penjajahan Belanda. Cerita tentang Si Pitung diwariskan melalui hikayat, sandiwara lenong, hingga cerita rakyat lisan.

Si Pitung digambarkan sebagai sosok yang gagah berani, membela rakyat kecil, dan menentang ketidakadilan kolonial. Karena keberaniannya mengambil dari orang kaya untuk membantu yang miskin, masyarakat kemudian menjulukinya sebagai Robin Hood Indonesia.

Ilustrasi Si Pitung, jagoan Betawi yang dijuluki Robin Hood Indonesia karena keberaniannya membela rakyat kecil. (Sumber: Pinterest)

Versi Cerita yang Beragam

Menariknya, kisah Si Pitung hadir dalam beberapa versi. Dalam versi Indonesia, ia dipuja sebagai pahlawan rakyat. Dalam versi Belanda, Si Pitung digambarkan sebagai bandit berbahaya. Sedangkan versi Tionghoa justru menambahkan unsur magis dalam kisahnya.

Perbedaan ini mencerminkan bahwa Sejarah selalu ditulis dari sudut pandang yang berbeda. Dari kacamata manusia, Si Pitung adalah representasi keberanian rakyat biasa yang berjuang melawan penindasan. Ia bukan sekadar legenda, tetapi simbol perlawanan sosial yang relevan hingga hari ini, di mana keadilan masih sering diperjuangkan.

Inspirasi untuk Generasi Muda

Si Pitung memberikan teladan bahwa keberanian dan solidaritas sosial adalah nilai penting. Generasi muda Jakarta bisa belajar darinya untuk tidak pasrah terhadap ketidakadilan, melainkan berani menyuarakan kebenaran, meski harus melawan arus kekuasaan.

3. Teater Jipeng: Seni Pertunjukan Rakyat

Asal Usul Teater Jipeng

Selain batik dan tokoh legenda, budaya Betawi juga memiliki seni pertunjukan unik bernama Teater Jipeng. Kata Jipeng berasal dari gabungan “Topeng” dan “Tanjidor”, dua kesenian khas Betawi.

Teater Jipeng biasanya dipentaskan di pinggiran Jakarta dengan format sederhana: tarian topeng, musik tanjidor, dan cerita rakyat yang sarat pesan moral. Lakonnya sering berisi petuah keagamaan, nasihat sosial, serta humor segar khas Betawi.

Jipeng di Tengah Pergeseran Budaya

Menariknya, Teater Jipeng juga menyebar ke wilayah lain seperti Sukabumi, Jawa Barat. Hal ini terjadi karena pada masa lalu banyak orang Betawi merantau akibat kondisi politik dan sosial Batavia yang kacau. Akibatnya, Jipeng pun masuk ke tanah Sunda dan bertransformasi menjadi bagian dari budaya lokal.

Namun, tantangan besar kini dihadapi Jipeng. Dengan derasnya arus hiburan digital, pertunjukan rakyat seperti Jipeng mulai terpinggirkan. Dari perspektif manusia, ini menjadi alarm bagi kita semua untuk menjaga keberlangsungan kesenian tradisi agar tidak punah dimakan zaman.

Baca Juga: Vonis Lepas Kasus Minyak Goreng, Eks Waka PN Jakpus Didakwa Terima Suap Rp15,7 Miliar

Mengapa Budaya Betawi Harus Dijaga?

Budaya Betawi bukan sekadar peninggalan sejarah, melainkan identitas kolektif warga Jakarta. Di tengah modernisasi, menjaga budaya lokal berarti menjaga jati diri.

Bayangkan jika generasi mendatang hanya mengenal Jakarta dari gedung pencakar langit, tanpa tahu siapa Si Pitung atau seperti apa Batik Betawi, maka akan ada bagian sejarah yang hilang.

Dari sisi manusiawi, budaya berfungsi sebagai jembatan emosi dan identitas. Ketika seseorang menonton Teater Jipeng atau mengenakan Batik Betawi, ada rasa memiliki, kebanggaan, dan keterhubungan dengan akar leluhur. Hal ini yang membuat budaya hidup, bukan sekadar di museum, tetapi dalam keseharian masyarakat.

Tiga hal dalam budaya Betawi Batik Betawi, Si Pitung, dan Teater Jipeng bukan hanya kisah masa lalu. Ia adalah warisan hidup yang memberi warna pada wajah Jakarta.

Dari motif batik yang cerah, legenda Si Pitung yang heroik, hingga Teater Jipeng yang penuh pesan moral, semuanya merefleksikan kekayaan identitas Betawi yang unik.

Menjaga budaya Betawi berarti menjaga keberagaman Indonesia. Sebab, tanpa budaya, Jakarta hanyalah kota tanpa jiwa. Dan tanpa ingatan kolektif, kita hanyalah masyarakat yang kehilangan arah.

Tags:
Kesenian BetawiRobin Hood IndonesiaSi PitungBatik BetawiBudaya Betawi

Yusuf Sidiq Khoiruman

Reporter

Yusuf Sidiq Khoiruman

Editor