Analisis Politik Media LAB 45, Salma Nihru (tengah), dalam acara Seminar Nasional LAB 45 di Gedung Perpusnas RI, Jakarta, Rabu 20 Agustus 2025. (Sumber: POSKOTA | Foto: Pandi Ramedhan)

Nasional

Analisis Lab 45 Ungkap Tantangan Media sebagai Penopang Demokrasi di Era Disrupsi Digital

Rabu 20 Agu 2025, 18:52 WIB

GAMBIR, POSKOTA.CO.ID - Analisis Politik Media Laboratorium Indonesia (LAB 45), Salma Nihru menyebut media massa arus utama mempunyai peran yang sangat krusial dalam menopang demokrasi di era sekarang.

Dalam hal ini, media arus utama berperan memainkan lima fungsi sebagai bagian dari pilar Demokrasi.

"Menyampaikan informasi, mengawasi kekuasaan, fasilitator perdebatan, forum pertukaran perspektif, menyajikan keragaman representasi. Serta mewadahi partisipasi publik," kata Salma dalam acara Seminar Nasional LAB 45 dengan tema 'Refleksi Delapan Dekade dan Proyeksi Indonesia 2045' di Gedung Perpusnas RI, Jakarta, Rabu 20 Agustus 2025.

Salma juga menyoroti terkait kebebasan pers dan tantangan media di Indonesia saat ini. Ia menyampaikan bahwa kebebasan media kerap terhambat oleh intervensi negara serta kepentingan segelintir elite.

"Media juga menghadapi disrupsi teknologi. Hal itu mengubah pola produksi, distribusi, dan konsumsi informasi," tutur Salma.

Disamping itu, Salma juga menyinggung bagaimana perjalanan media massa. Pada awal kemerdekaan, media massa lantang menyuarakan perjuangan. Namun kondisi sekarang ini dinilai telah berbeda.

Baca Juga: Pj Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi Terima Sejumlah Penghargaan dari Media Massa

"Setelah pengakuan kedaulatan, jumlah media cetak melonjak, partai pun kian masif mendirikan media massa. Menjadikannya subjek dan objek politisasi menjelang Pemilu 1955," ucapnya.

Analis Maha Data LAB 45, Ali Nur Alizen menjelaskan, lanskap media massa pasca reformasi. Menurutnya, pergerakan media setelah reformasi, bergerak dari dominasi politik menuju dominasi kapital.

"Era ini ditandai dengan pergeseran radikal melalui deregulasi yang membuka ruang kebebasan pers. Kebijakan seperti penghapusan SIUPP, pembubaran Departemen Penerangan, pembentukan lembaga independen sebagai regulator media, mengakhiri monopoli negara," kata Alizen.

Meski begitu, menurut Alizen, teknologi digital membuat dinamika ini semakin rumit.

Konvergensi dan ekspansi industri media melalui merger dan akuisisi, mendorong persaingan ketat yang sulit dihadapi oleh media kecil.

"Akibatnya, media berguguran sementara kepemilikan terkonsentrasi pada segelintir korporasi. Konsentrasi media ini juga diperburuk oleh afiliasi politik pemilik," tutur Alizen.

Tags:
Seminar NasionalLAB 45Salma Nihrutantangan mediamedia massadisrupsi era digital

Pandi Ramedhan

Reporter

Mohamad Taufik

Editor