Jakarta Kian Mahal, Begini Cara Warga Bertahan Hidup Hanya dengan Gaji UMR

Senin 18 Agu 2025, 13:43 WIB
Transportasi publik menjadi salah satu solusi hemat biaya hidup di Jakarta. (Sumber: Pinterest/@Gayati Nur Hamidah)

Transportasi publik menjadi salah satu solusi hemat biaya hidup di Jakarta. (Sumber: Pinterest/@Gayati Nur Hamidah)

POSKOTA.CO.ID - Jakarta sejak lama dikenal sebagai kota dengan tingkat inflasi dan biaya hidup yang tinggi. Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Survei Biaya Hidup (SBH) 2022 mencatat bahwa rata-rata konsumsi rumah tangga di ibu kota mencapai Rp14,8 juta per bulan.

Angka ini menempatkan Jakarta pada urutan pertama sebagai kota dengan biaya hidup termahal di Indonesia, disusul oleh Bekasi (Rp14,3 juta) dan Surabaya (Rp13,3 juta).

Fakta ini menggarisbawahi jurang yang lebar antara biaya hidup dan Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta 2024, yang hanya sekitar Rp5,06 juta per bulan.

Jika dihitung secara sederhana, gaji UMR hanya mencakup sepertiga dari total biaya hidup ideal. Kondisi ini jelas menimbulkan pertanyaan bagaimana cara pekerja swasta bertahan hidup dengan penghasilan terbatas?

Baca Juga: Cara Tukar Kode Redeem Roblox, Klaim Grow a Garden Redeem Codes di Sini

Potret Pekerja UMR di Jakarta

Melansir dari berbagai sumber, seorang pekerja swasta berusia 27 tahun, menggambarkan realitas pahit hidup di Jakarta. Meski gajinya sedikit di atas UMR, ia merasa kesulitan untuk menyeimbangkan kebutuhan primer dan keinginan pribadi.

“Di usia sekarang, saya ingin punya tabungan dan investasi. Tapi dengan gaji UMR, rasanya berat sekali,” ungkapnya.

Untuk menyiasati kondisi ini, ia memilih mengambil pekerjaan tambahan sebagai fotografer lepas di akhir pekan. Penghasilan tambahan tersebut menjadi penyangga agar ia tetap bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari sekaligus menyisihkan sedikit untuk tabungan.

Berbeda dengan pekerja lain, Seorang pekerja swasta memiliki pendekatan lain. Ia menekankan pentingnya menghindari sikap “gengsi”. Menurutnya, banyak pekerja muda yang merasa harus tampil sesuai standar pergaulan ibu kota, meski kemampuan finansial tidak mendukung.

“Hindari gengsi. Masih banyak cara kok buat hidup di Jakarta,” ujarnya singkat.

Baginya, kunci bertahan bukan sekadar menambah penghasilan, tetapi juga mengatur pola konsumsi agar tetap realistis.

Jurang Kesenjangan: UMR vs Biaya Hidup


Berita Terkait


News Update