POSKOTA.CO.ID - Nama Setya Novanto kembali menjadi perhatian publik setelah ia dibebaskan secara bersyarat dari Lapas Sukamiskin, Jawa Barat, bertepatan dengan peringatan HUT RI ke-80.
Keputusan ini langsung memicu kecaman dari masyarakat, mengingat keterlibatannya dalam kasus korupsi e-KTP yang merugikan negara triliunan rupiah.
Selain itu, netizen juga mengingat kembali momen saat Novanto dikaitkan dengan mantan Presiden AS, Donald Trump. Benarkah keduanya memiliki hubungan?
Kasus e-KTP: Dari Hukum 15 Tahun hingga Bebas Bersyarat
Setya Novanto terlibat dalam kasus korupsi besar e-KTP yang menyebabkan kerugian negara mencapai Rp 2,3–2,5 triliun. Ia terbukti menerima miliaran rupiah, bersama sejumlah pejabat Kemendagri, anggota DPR, dan pihak swasta.
Baca Juga: Kejagung Tetapkan 4 Tersangka Kasus Korupsi Laptop Kemendikbudristek
Awalnya, ia dihukum 15 tahun penjara, denda Rp500 juta, serta kewajiban membayar uang pengganti USD 7,3 juta.
Namun, melalui peninjauan kembali (PK), Mahkamah Agung mengurangi hukumannya menjadi 12 tahun 6 bulan. Hingga akhirnya, pada Agustus 2025, ia dinyatakan bebas bersyarat.
Reaksi Publik: Kekecewaan atas Hukum di Indonesia
Kebebasan Novanto memicu kritik pedas di media sosial. Banyak warganet menyayangkan hukum di Indonesia yang dinilai terlalu ringan bagi koruptor.
"Koruptor di negeri ini enak banget. Hukumannya dikurangi, bebas lebih cepat. Pantas banyak yang bangga jadi koruptor kayak Setya Novanto." tulis @jh****)
"Hukum di Indonesia memang payah. Keadilan hanya untuk pelaku, sementara rakyat jadi korban." (@pas****)
Julukannya, "The Untouchable", semakin melekat karena ia kerap lolos dari hukuman berat meski terlibat berbagai kasus.
Keterkaitan Setya Novanto dan Donald Trump
Selain kasus korupsi, Novanto pernah menjadi sorotan karena hadir dalam acara kampanye Donald Trump tahun 2015.
Saat itu, ia sedang berada di AS untuk kunjungan kerja, tetapi justru muncul di acara Trump dan diperkenalkan kepada publik.
Insiden ini membuatnya dilaporkan ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) bersama Fadli Zon, yang kala itu menjabat Wakil Ketua DPR.
Meski tidak terbukti ada hubungan bisnis atau politik antara Novanto dan Trump, momen ini menambah kontroversi namanya.
Tetap Wajib Lapor Meski Bebas
Meski sudah bebas bersyarat, Novanto masih harus melapor ke Balai Pemasyarakatan (Bapas).
Pembebasannya kembali mempertanyakan konsistensi hukum di Indonesia, di mana koruptor sering mendapat hukuman ringan meski merugikan negara miliaran rupiah.