POSKOTA.CO.ID - Punya gaji tetap, bahkan ditambah side hustle, tapi saldo tabungan rasanya nggak pernah naik? Bisa jadi ada kebiasaan yang tanpa sadar bikin uangmu terus bocor.
Gen Z dikenal kreatif, melek digital dan berani ambil peluang. Tapi gaya hidup serba cepat kadang membuat mereka terjebak pada pola belanja impulsif.
Akhirnya, rekening selalu tipis meski penghasilan lancar. Yuk, kenali 7 kebiasaan finansial yang sering jadi penyebab tabungan tidak kunjung terkumpul berikut ini.
Baca Juga: Kabar Gembira untuk Penggemar Sinetron Asmara Gen Z: Vemmy Sagita Umumkan Kembali Jadi Penulis
7 Kebiasaan Gen Z yang Bikin Tabungan Bocor
Berikut ini kebiasaan yang membuat tabungan bocor, antara lain:
FOMO
Seringkali promo atau diskon menjadi mantra yang memungkinkan auto-klik chek-out sebuah barang. Adapun pesan seperti diskon 70 persen atau sejenisnya selalu menghipnotis pada Gen Z.
Fenomena FOMO (Fear of Missing Out) ini membuat banyak orang membeli bukan karena butuh, melainkan takut ketinggalan promo.
Masalahnya, barang yang dibeli justru jarang dipakai. Ingat, diskon itu baru menguntungkan kalau barangnya memang benar-benar dibutuhkan. Kalau hanya tergiur harga, kamu sebenarnya sedang buang uang.
Baca Juga: Belajar Nabung sampai Investasi Saham, Ini Daftar Kanal YouTube Keuangan Favorit Gen Z
Ngopi Setiap Hari
Membeli kopi di coffee shop memang bikin mood naik. Tapi kalau setiap hari, coba saja hitung harga kopi sebesar Rp35.000 x 20 hari kerja = Rp700.000 per bulan.
Lalu jika dihitung setahun, bisa lebih dari Rp8 juta. Nominal tersebut dinilai cukup buat liburan atau DP motor baru.
Tetapi untuk membeli kopi sesekali tak masalah, tapi kalau jadi rutinitas dompet bisa jebol tanpa terasa.
Langganan Streaming
Netflix untuk drama Korea, Disney+ buat Marvel, Spotify untuk musik, YouTube Premium agar mendapat bebas iklan.
Baca Juga: Gen Z Bisa Lirik! Ini Cara Capai Tabungan Rp100 Juta dalam 3 Tahun Lewat Investasi Saham
Masalahnya, tidak semua layanan itu dipakai maksimal. Kalau sebulan cuma buka Disney+ dua kali, artinya kamu membayar ratusan ribu setahun untuk layanan yang hampir nggak terpakai.
Nah solusinya, kamu bisa memilih 1–2 platform utama, atau patungan dengan teman menggunakan akun sharing.
Hidup dengan Paylater
Fitur paylater memang praktis, barang bisa langsung dibawa pulang dan bayarnya nanti. Tapi justru di sinilah jebakannya.
Karena terasa “tidak merasa keluar uang”, banyak orang jadi berani membeli lebih banyak barang.
Baca Juga: Apa Itu Fobi? Istilah Viral Gen Z yang Muncul di Wednesday Season 2 di Netflix
Hasilnya, bulan depan cicilan menumpuk. Kalau dibiarkan, kamu bisa terjebak bekerja hanya untuk membayar masa lalu.
Jajan Online
Rasa capek setelah kerja bikin malas masak, akhirnya sering pesan makanan online. Masalahnya, bukan cuma makanan utama, tapi ditambah minuman kekinian atau dessert.
Padahal, masak sendiri bisa 2–3 kali lebih murah. Kalau selisihnya ditabung setiap kali pesan online, setahun bisa terkumpul jutaan rupiah.
‘Healing’ Menguras Dompet
Konsep healing sering disalahartikan jadi belanja impulsif atau liburan mewah. Padahal, healing seharusnya memulihkan diri, bukan menguras tabungan.
Baca Juga: 5 Istilah Keuangan Gen Z Tren di Media Sosial, Cek Apa Saja!
Coba ganti dengan aktivitas murah meriah semisal piknik di taman, olahraga, atau belajar skill baru. Sama-sama bikin bahagia, tapi saldo tetap aman.
Tidak Mencatat Pengeluaran
Banyak Gen Z merasa mencatat pengeluaran itu ribet. Akibatnya, uang habis tanpa tahu ke mana perginya.
Sekarang sudah ada banyak aplikasi gratis yang bisa catat transaksi hanya dalam hitungan detik. Dengan begitu, kamu bisa tahu kebocoran terbesar ada di mana, lalu mulai mengendalikan pengeluaran.
Kebiasaan kecil di atas terlihat sepele, tapi dampaknya besar. Kalau dibiarkan, kamu bisa kehilangan kesempatan membangun dana darurat, investasi atau mewujudkan mimpi besar seperti beli rumah.
Menabung bukan berarti hidup tanpa kesenangan. Kuncinya adalah kendali finansial. Kurangi pengeluaran yang tidak memberi manfaat jangka panjang, dan arahkan uangmu untuk tujuan yang lebih berarti.
Mulai dari langkah kecil semisal mengurangi ngopi harian, cek ulang langganan streaming atau catat pengeluaran sebulan penuh. Kalau konsisten, hasilnya akan terasa nyata.