MUSTIKA JAYA, POSKOTA.CO.ID - Putri Yeni atau yang dikenal dengan sebutan Umi Cinta, memenuhi panggilan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bekasi untuk memberikan klarifikasi terkait dugaan aktivitas keagamaan menyimpang yang sempat viral di media sosial.
Pertemuan itu berlangsung di Aula Kelurahan Mustika Jaya, Kota Bekasi, Kamis, 14 Agustus 2025. Di hadapan awak media, Yeni membantah tegas seluruh tudingan, termasuk isu yang paling ramai dibicarakan warganet, yakni membayar Rp1 juta dijamin masuk surga.
"Semua berita yang simpang siur selama ini, membayar 1 juta dijamin masuk surga, itu tidak benar. Saya sudah bersumpah tadi di atas Alquran. Semua berita-berita yang sudah viral, sampai ke YouTube, itu tidak benar," ujar Yeni kepada awak media, Kamis 14 Agustus 2025.
Menanggapi berita bahwa pengajian yang digelarnya tertutup, Yeni menjelaskan, hal itu semata karena rumahnya menggunakan pendingin ruangan. Bukan karena aktivitas yang menyimpang ataupun mencurigakan.
"Tertutup bukan kegiatannya yang tertutup, bukan ajarannya yang tertutup, tapi rumah saya ditutup karena ada AC-nya," jelasnya.
Ia juga menepis isu pencampuran jamaah laki-laki dan perempuan. Menurutnya, di dalam ruangan terdapat pembatas yang memisahkan kedua jamaah.
"Itu ada pembatasnya. Kalau ada laki-laki, itu suaminya. Yang perempuan, itu istrinya. Kalau ada yang remaja, itu anaknya," ucapnya.
Baca Juga: Siapa Sosok Umi Cinta yang Viral Masuk Surga Cuman Bayar Rp1 Juta di Bekasi

Yeni mengungkapkan, alasan pengajian dilakukan di rumahnya adalah karena permintaan jamaah yang menilai rumahnya cukup luas untuk menampung peserta. Sesekali, mereka juga mengadakan pengajian di masjid.
"Ya, kami juga ngaji di satu masjid. Kalau di rumah, itu atas permintaan yang anggota. Karena menurut mereka, rumah saya lebih lebar," katanya.
Terkait tudingan mematok infak Rp100 ribu per orang, Yeni mengaku tidak mengetahui jumlah sedekah yang dimasukkan jamaah ke kotak amal. Dirinya mengaku tidak pernah mematok tarif kepada anggotanya.
"Kalau sedekah itu di kotak amal, saya enggak tahu. Ada yang ngasih 5 ribu, 2 ribu. Buktinya saat dibuka segitu. Saya enggak tahu," tuturnya.
Terkait adanya anjing di rumahnya, Yeni menjelaskan bahwa dahulu ia memiliki usaha pet shop sehingga sempat menampung hewan titipan, termasuk anjing.
"Nah, terkait anjing di rumah, saya ini punya pet shop. Tapi itu sudah lama tidak ada. Namanya pet shop, enggak hanya anjing, ada kucing, dan lain-lain. Waktu itu ada yang nitip, enggak diambil-ambil," ujarnya.
Ia menceritakan, pemilik anjing titipan itu pindah ke Sumatera Utara karena orang tuanya meninggal dan tidak kembali lagi ke Bekasi. Menurutnya, berbuat baik tidak hanya kepada manusia saja, tetapi juga kepada binatang.
"Kan kita baik enggak hanya kepada manusia saja. Kalau baik kepada manusia itu biasa, tapi bisakah kita baik kepada yang tidak baik pada kita, bahkan pada hewan. Itu motivasi saya," jelasnya.
Yeni menegaskan pengajiannya hanya mengkaji Alquran. Saat bertemu MUI, ia bahkan diminta membaca ayat Alquran beserta terjemahannya.
"Bagaimana mungkin kita akan mengamalkannya kalau kita tidak mengerti artinya. Jadi, ini Arabnya, kita baca terjemahnya," katanya.
Ia menambahkan, isi pengajian menekankan agar jamaah tidak ragu pada Alquran, mengamalkan perintahnya, dan menjauhi larangannya.

"Sehebat apa pun isi Alquran, kalau kita tidak amalkan dalam kehidupan, akhlak kita tidak akan baik," tegasnya.
Terpisah, Ketua RW 12, Perumahan Dukuh Zamrud, Ardiyatno, mengaku senang karena Yeni bersedia memenuhi panggilan MUI untuk memberikan klarifikasi.
"Alhamdulillah dia mau menerima hasil mediasi yang diberitahukan oleh Kesbangpol Kota Bekasi. Sedangkan untuk rumor yang beredar, kami tidak bisa membuktikan," katanya.
Ia menyarankan agar kegiatan pengajian dilanjutkan di Masjid Al-Muhajirin yang berada dekat permukiman. Ardiyatno juga berharap kejadian ini menjadi titik awal yang baik bagi warganya.
Baca Juga: Besok, Pemkot Bekasi Akan Panggil Umi Cinta yang Diduga Sesat
"Mudah-mudahan ini jadi kado terbaik bagi lingkungan kami RW 12 di bulan kemerdekaan RI ke-80," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, Yeni disebut telah menggelar kegiatan pengajian tersebut sejak delapan tahun silam, dengan jumlah pengikut sekitar 70 orang. Pertemuan tersebut rutin diadakan setiap akhir pekan, mulai pukul 05.00 WIB hingga menjelang 12.00 WIB, di sebuah rumah berlantai dua berwarna hijau dengan corak kuning.
Awalnya Yeni dan pengikutnya tidak menetap di Dukuh Zamrud, dan juga pernah mengadakan kegiatan serupa di perumahan lain. Namun, penolakan warga setempat membuat mereka pindah lokasi.
“Pada awalnya, warga Dukuh Zamrud menerima keberadaan Yeni. Namun, suasana mulai memanas setelah mantan anggota mengungkap sejumlah praktik di dalam kelompok tersebut yang dinilai eksklusif dan tertutup,” jelas Abdul Hamid, pemuka agama setempat saat ditemui di lokasi.
Bahkan, Abdul menyebut ada laporan dari mantan anggota yang mengaku ditawari janji masuk surga dengan membayar infak Rp1 juta.
“Info dari salah satu anggota adalah iming-iming masuk surga bagi anggota yang membayar infak sebesar Rp1 juta. Tentu ini menimbulkan pertanyaan besar. Warga jadi khawatir, ada praktik yang menyimpang dari ajaran umum,” tegasnya. (cr-3)