POSKOTA.CO.ID – Ribuan warga menggelar demonstrasi besar-besaran di Kabupaten Pati pada Rabu, 13 Agustus 2025, memprotes kepemimpinan bupati setempat meskipun yang bersangkutan telah menyampaikan permintaan maaf.
Aksi ini dinilai sejumlah pengamat sebagai cerminan meningkatnya ketidakpercayaan publik terhadap pemimpin daerah di tengah tekanan ekonomi.
Jurnalis senior Hersubeno Arief mengatakan pemerintah pusat perlu mencermati situasi di Pati karena potensi keresahan serupa dapat terjadi di daerah lain.
“Saya kira pemerintah mesti hati-hati melihat apa yang terjadi dari Pati ini karena bukan tidak mungkin ini sebenarnya apa yang dirasakan oleh rakyat seluruh Indonesia itu sama, hanya saja tentu saja ekspresinya berbeda-beda. Di Pati levelnya sudah mulai sampai muak,” ujarnya, dikutip dari kanal YouTube Rocky Gerung Official.
Baca Juga: Demonstrasi di Pati, Pengamat Soroti Kesulitan Ekonomi dan Kacaunya Komunikasi Pejabat Publik
Pengamat politik Rocky Gerung menilai permintaan maaf bupati tidak cukup untuk memulihkan kepercayaan publik. Ia menyebut kasus Pati menjadi contoh bagaimana kegagalan kepemimpinan daerah dapat memicu potensi kerusuhan sosial di wilayah lain.
“Ketidakpercayaan yang mendasar pada sang bupati itu dan itu akan berakibat panjang seperti dia mesti dipulihkan. Kepercayaan agak susah karena juga dia akan dikejar oleh kesulitan ekonomi yang dia sendiri enggak ngerti bagaimana caranya menghasilkan pertumbuhan di Kabupaten Pati tanpa menaikkan pajak,” kata Rocky.
Rocky juga mengaitkan situasi ini dengan tantangan pemerintahan nasional yang akan memasuki satu tahun masa kerja pada Oktober mendatang di bawah Presiden Prabowo Subianto.
“Kasus di di Pati itu akan jadi model untuk membaca potensi kerusuhan sebut aja social unrest di banyak tempat di Indonesia. Kematangan kita sebagai bangsa itu menuju 80 tahun diuji justru melalui kapasitas kepekaan sosial dari para pemimpin kita,” ujarnya.
Ia menegaskan pentingnya keterbukaan informasi untuk menjaga kepercayaan masyarakat.
“Jangan sampai ada informasi yang tertutup karena apapun lebih baik ada aliran informasi di dalam sistem yang terbuka daripada seolah-olah hanya ingin menyenangkan pejabat-pejabat tinggi lalu pejabat-pejabat teknis itu mulai ABS asal Bapak senang tuh atau sekarang ada istilah apa asal Prabowo senang itu.” tegas Rocky.