POSKOTA.CO.ID – Banyak orang menganggap investasi properti sebagai jalan pintas menuju kebebasan finansial. Namun, menurut investor Timothy Ronald, pandangan ini bisa menyesatkan, terutama bagi mereka yang memiliki modal terbatas.
Bagi masyarakat dengan modal terbatas, pilihan investasi biasanya terbatas pada instrumen yang mudah diakses.
“Investasi masyarakat kecil itu apa yang bisa diinvestasikan? Biasanya reksa dana, obligasi, saham, Bitcoin. Enggak banyak jawabannya, pilihannya enggak banyak,” jelas Timothy.
Akses untuk berinvestasi di instrumen eksklusif seperti hedge fund atau manajemen aset besar kelas dunia hampir mustahil bagi investor kecil.
“Lu kayak enggak bisa investasi di hedge fund gitu, lu enggak bisa di Bridgewater investasi, enggak bisa. Enggak ada aksesnya juga,” ujarnya.
Itu sebabnya, kata Timothy, investor kecil sebaiknya fokus pada aset yang memiliki format pasar jelas dan dapat diperdagangkan secara umum.
Timothy secara tegas menyarankan agar pemilik modal kecil berpikir dua kali sebelum terjun ke investasi properti.
“Kenapa gua enggak saranin main properti kalau misalnya enggak punya duit? Bahaya! Satu M nih lu pakai untuk kos-kosan, lu gagal total, mati lu, miskin,” tegasnya.
Baca Juga: Kekuatan Uang dalam Kehidupan Menurut Timothy Ronald, Simak Penjelasannya
Ia juga menyoroti risiko besar menggunakan skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan modal kecil.
“Oh, tapi ada yang ngajarin, ‘Bang, modalnya seratus juta, dua ratus juta, KPR.’ Mati lu pas gitu. Iya, gua kasih tahu, pasti mati,” katanya.
Menurut Timothy, jika investasi properti dengan modal kecil memang semudah yang sering diajarkan, maka sudah banyak orang yang sukses melakukannya.
“Kalau itu memang hal yang gampang untuk dibikin, semua orang sudah lakuin,” tambahnya.
Baca Juga: Peran Penting Pendidikan dalam Mendorong Perkembangan Ekonomi, Begini Penjelasan Timothy Ronald
Timothy menekankan pentingnya memilih investasi atau bisnis yang selaras dengan latar belakang dan keterampilan pribadi.
“Lihat dulu nih secara landscaping apa yang lu bisa investasikan. Bisnis tuh jangan disentuh dulu kalau lu masih kerja, kecuali lu bisnisnya ada hubungan sama lu,” jelasnya.
Ia memberikan contoh, seorang videografer yang membuka jasa production house akan memiliki kesinambungan keahlian. Sebaliknya, jika seorang videografer membuka usaha kuliner tanpa pengalaman, risiko kerugian akan sangat besar.
“Lu kalau videografer lu mau bikin restoran kecil, pecel lele, lu pasti miskin,”