BABELAN, POSKOTA.CO.ID - Rainbow Lake Marakash, salah satu wahana bermain di Kelurahan Bahagia, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, pernah menjadi primadona wisata keluarga sejak dibuka pada awal 2019.
Tempat ini menyuguhkan berbagai fasilitas hiburan dengan harga tiket yang sangat terjangkau.
Hanya dengan membayar Rp15.000, pengunjung bisa menikmati berbagai wahana gratis, mulai dari sepeda keliling, ayunan, becak mini, jungkat-jungkit, trampolin, hingga spot foto keluarga.
Keindahan panorama danau yang membentang di seberang wahana juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.
Sarmin, 47 tahun, petugas pengawas wahana, menceritakan bahwa tujuan awal dibangunnya Rainbow Lake Marakash ini bukan murni sebagai destinasi wisata, melainkan strategi pemasaran perumahan.
Baca Juga: Danau Duta Harapan Bekasi Disulap jadi Wisata Air Baru
“Wahana ini sudah berjalan kurang lebih 6 tahun, ya. Memang awalnya wahana ini dibangun sebagai bagian dari trik marketing perumahan, biar tambah ramai gitu, kan,” ujar Sarmin saat ditemui di Marakash Bekasi, Minggu, 10 Agustus 2025.
Seiring waktu, konsep tersebut justru berkembang menjadi pusat hiburan keluarga. Lokasinya yang strategis, tak terlalu jauh dari perkampungan, membuat Rainbow Lake Marakash mudah dijangkau oleh warga sekitar. Harga tiket yang murah juga menjadi magnet tersendiri.
“Memang lokasinya cukup strategis ya, enggak begitu jauh dari perkampungan. Dengan harga yang cukup terjangkau, jadi bisa buat hiburan warga setempat. Dan memang banyak wahana untuk anak-anak ya,” lanjutnya.
Di masa awal pembukaan, antusiasme masyarakat luar biasa. Dalam sehari, jumlah pengunjung bisa mencapai 300 hingga 400 orang. Jika dihitung dengan harga tiket Rp15.000, omzet per hari mencapai sekitar Rp6 juta, dan dalam sebulan bisa mengalir hingga ratusan juta rupiah.
Pengunjung yang datang pun, tidak hanya dari Bekasi, tetapi ada dari Karawang, Cakung, hingga Cilincing, Jakarta Utara.
“Jadi memang pengunjungnya tidak datang dari wilayah Bekasi saja, tapi ada yang dari Karawang, Cakung, hingga Cilincing,” ujarnya.
Namun, masa kejayaan itu tak berlangsung lama. Setahun sejak dibuka, pandemi Covid-19 melanda. Rainbow Lake Marakash harus tutup total selama tiga bulan akibat kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat.
Sarmin mengatakan dampaknya sangat terasa hingga kini. Dimana jumlah pengunjung turun drastis hingga 50 persen dan tak pernah kembali ke level semula.
“Dulu waktu Covid tempat ini ditutup total sampai tiga bulan, lockdown ya istilahnya. Nah, sejak saat itu juga pengunjung udah mulai berkurang hingga 50 persen. Dan sampai sekarang sudah semakin menurun,” kata Sarmin.
Sarmin mengatakan pihak pengelola tidak tinggal diam dengan keadaan tersebut. Mereka melakukan berbagai upaya untuk mengembalikan daya tarik Rainbow Lake Marakash, mulai dari renovasi kecil-kecilan, mengganti wahana yang rusak, mengecat ulang fasilitas, hingga memanfaatkan media sosial untuk promosi.
“Sampai saat ini kami masih tetap berusaha supaya pengunjung kembali seperti dulu. Misalnya melakukan renovasi kecil-kecilan, dan mengganti wahana dan warna catnya. Semuanya sedang kami usahakan,” ungkapnya.
Meski begitu, tantangan masih besar. Dalam kondisi tertentu, seperti saat hujan, jumlah pengunjung bisa anjlok drastis.
“Pernah dalam sehari kami hanya dapat 12 pengunjung, waktu itu posisinya memang lagi hujan, ya. Dan kalau pengunjung sepi, otomatis pedagang dan penyewa wahana di sini juga enggak dapat omzet,” jelas Sarmin.
Kini, Rainbow Lake Marakash hanya ramai di akhir pekan, libur sekolah, atau ketika ada acara khusus. Kondisi ini sangat berbeda dibanding masa jayanya dulu, ketika hari biasa pun selalu ramai.
Baca Juga: Tutur Danau, Wisata Edukasi di Kebun Raya Bogor
“Kalau sekarang paling ramainya ya di weekend atau libur-libur sekolah. Atau enggak waktu libur sekolah aja,” tambahnya.
Dengan promosi rutin di Instagram dan media sosial lainnya, mereka berharap Rainbow Lake Marakash bisa kembali menjadi destinasi favorit keluarga.
“Dari pihak manajemen tetap melakukan promosi khususnya di Instagram, dan sosmed lainnya. Ya kayak gitu, usaha kami untuk saat ini,” kata Sarmin.
Meski sadar persaingan dengan tempat wisata lain semakin ketat dan kondisi ekonomi belum stabil, Sarmin menegaskan komitmen mereka untuk bertahan.
“Ya harapan kami sih tetap ingin bertahan. Meskipun sekarang ekonomi sedang lesu dan banyak persaingan, semoga ke depan bisa maju kaya dulu lagi,” jelasnya. (cr-3)