Film animasi Merah Putih One for All habiskan dana miliaran rupiah. Ini penjelasan produser soal sumber dana dan alasan animasinya dikritik warganet. (Sumber: YouTube/CGV Kreasi)

HIBURAN

Film Animasi 'Merah Putih One for All' Viral: Anggaran Miliaran dan Pertanyaan Sumber Dana, Apakah dari Pemerintah? Ini Faktanya

Minggu 10 Agu 2025, 14:30 WIB

POSKOTA.CO.ID - Jelang perilisannya pada 14 Agustus mendatang, film animasi Merah Putih One For All tiba-tiba menjadi sorotan publik.

Produksi Perfiki Kreasindo ini mengusung tema persatuan dan kebhinekaan, tepat menyambut HUT ke-80 Kemerdekaan RI. Namun, di balik pesan mulianya, film ini justru lebih banyak diperbincangkan karena anggaran produksinya yang fantastis.

Beredar kabar bahwa biaya pembuatan film ini mencapai Rp 6,7 miliar hingga Rp 8 miliar, angka yang mengejutkan untuk sebuah film animasi lokal.

Yang lebih mengundang tanya, sumber pendanaannya masih menjadi misteri, meski produser sudah menyatakan tidak menggunakan dana pemerintah sama sekali. Tak hanya itu, kualitas animasi yang terlihat pada trailer dan poster resmi juga menuai kritik pedas dari warganet.

Baca Juga: Produser Toto Soegriwo Buka Suara Soal Kritik Netizen ke Film Animasi 'Merah Putih: One For All'

Banyak yang menilai hasilnya tidak profesional dan terkesan terburu-buru, memunculkan pertanyaan tentang transparansi penggunaan anggaran sebesar itu. Film yang seharusnya menjadi kebanggaan nasional justru terjebak dalam kontroversi sebelum sempat tayang.

Anggaran Produksi: Rp 6,7 Miliar hingga Rp 8 Miliar, Tapi Tanpa Dana Pemerintah?

Ilustrasi poster film animasi Merah Putih One For All. (Sumber: Instagram/Toto Soegriwo)

Hingga kini, tidak ada pernyataan resmi dari Perfiki Kreasindo maupun pihak terkait mengenai besaran anggaran produksi Merah Putih One For All.

Namun, kabar beredar bahwa biaya produksinya mencapai Rp 6,7 miliar hingga Rp 8 miliar. Informasi ini pertama kali diungkap oleh akun Instagram @movreview yang mengutip postingan produser Toto Soegriwo pada 8 Agustus 2025.

Toto menegaskan, “serupiah pun tidak ada dana dari pemerintah,” menepis spekulasi bahwa proyek ini dibiayai oleh APBN atau BUMN.

Ia menjelaskan bahwa anggaran sebesar itu digunakan untuk seluruh proses produksi, termasuk animasi, pengisi suara, musik, dan promosi.

Meski demikian, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) disebut memberikan dukungan non-finansial, seperti bantuan promosi dan fasilitasi jejaring. Namun, dukungan ini tidak berupa pendanaan langsung.

Baca Juga: Film Animasi Merah Putih One For All Banjir Kritik, Ini Sinopsis dan Jadwal Tayangnya

Perfiki Kreasindo Bukan BUMN, Tapi Entitas Swasta

Pertanyaan lain yang mengemuka adalah status Perfiki Kreasindo. Apakah perusahaan ini termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN)? Jawabannya tegas: tidak.

Perfiki Kreasindo adalah perusahaan swasta yang tidak berada di bawah kepemilikan pemerintah. Film ini murni digarap sebagai inisiatif independen, meski mendapat dukungan moral dari Kemenparekraf.

Kritik Pedas Warganet: Animasi "Seperti Proyek Sekolah Terburu-Buru"

Sejak trailer dan poster resmi dirilis pada 8 Agustus 2025, respons warganet di platform X (Twitter), Instagram, dan Threads cenderung negatif. Banyak yang mempertanyakan kualitas animasi yang dinilai tidak sebanding dengan anggaran fantastis.

Beberapa komentar viral di antaranya:

"Baru rilis udah banyak komen negatif? Ada apa gerangan? Apa karena kualitas film dan atribut pendukung nya yang tidak baik? Hmmm sangat disayangkan. Ibarat makanan seperti kurang garam atau banget jadinya mubazir gak ada yang mau makan" - @akbarh***

"anggaran milyaran kok jadinya begini, tolong diusut" – @randy_sur****

"KACAU FILM NYA, ANGGARAN FILM NYA MUNGKIN JUGA IKUT DI KORUPSI" – @de***

Tak sedikit yang membandingkannya dengan film animasi lokal lain seperti Jumbo, yang dianggap lebih berkualitas. Beberapa warganet bahkan menduga ada praktik korupsi di balik anggaran besar ini, meski belum ada bukti konkret.

Cerita Inspiratif di Balik Kontroversi

Di tengah kritik, Merah Putih One For All sejatinya membawa pesan mulia tentang persatuan. Film ini mengisahkan delapan anak dari berbagai latar budaya, Betawi, Papua, Medan, Tegal, Jawa Tengah, Makassar, Manado, dan Tionghoa, yang bersatu dalam Tim Merah Putih untuk menemukan bendera pusaka yang hilang tiga hari sebelum upacara HUT RI.

Diproduksi di bawah naungan Yayasan Pusat Perfilman H. Usmar Ismail, film ini disutradarai oleh Endiarto dengan Bintang Takari sebagai penulis skenario. Proses produksinya disebut hanya memakan waktu sekitar dua bulan, dimulai intensif pada Juni 2025.

Baca Juga: Perfiki Kreasindo Milik Pemerintah atau Swasta? Ini Jejak Produksi Film Animasi Merah Putih One For All yang Jadi Sorotan

Akankah Film Ini Sukses di Bioskop?

Dengan durasi 70 menit, Merah Putih One for All akan tayang bersaing dengan film lain seperti Tinggal Meninggal dan La Tahzan: Cinta, Dosa, Luka. Pertanyaannya kini: Akankah pesan nasionalismenya mampu mengalahkan kontroversi yang mengiringinya?

Hingga saat ini, Perfiki Kreasindo belum memberikan tanggapan resmi atas kritik warganet. Publik pun menunggu apakah film ini akan membuktikan diri atau justru menjadi bahan perbincangan lebih lanjut setelah tayang.

Tags:
BUMNKemenparekrafToto SoegriwoPerfiki KreasindoHUT ke-80 Kemerdekaan RIMerah Putih One For All

Aldi Harlanda Irawan

Reporter

Aldi Harlanda Irawan

Editor