POSKOTA.CO.ID – Unggahan foto Anies Baswedan di akun Instagram pada 6 Agustus 2025 memicu spekulasi politik tentang kemungkinan duetnya dengan mantan Menteri Perdagangan, Thomas Lembong, di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2029.
Foto tersebut menampilkan Anies bersama Lembong dan istri Anies, Fery Farhati, dengan keterangan yang menyebut hari tersebut sebagai momen “kebahagiaan berlipat ganda” karena bertepatan dengan ulang tahun istrinya dan pembebasan Lembong melalui abolisi presiden.
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, menilai respons publik terhadap unggahan itu menarik dari sudut pandang politik.
“Ada sekitar 8.400 komentar dan 345.000 tanda suka. Mayoritas komentar memberi dukungan positif dan menyampaikan selamat kepada Anies, Tom Lembong, serta istrinya,” kata Adi, dikutip dari kanal YouTube miliknya.
Baca Juga: Jadi Instruktur Senam, Tom Lembong Ungkap Aktivitas Saat Berada di Rutan kepada Anies Baswedan
Menurut Adi, banyak komentar yang mengusulkan Anies–Lembong sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden 2029. “Ada yang mengatakan, ‘Kenalkan ini pasangan Atom: Anies–Tom Lembong, calon presiden dan calon wakil presiden di 2029’,” ujarnya.
Adi mencatat, hubungan Anies dan Lembong terjalin sejak Pilpres 2024 dan terus berlanjut, termasuk ketika Lembong menghadapi proses hukum.
Anies kerap menunjukkan dukungan, di antaranya dengan menjenguk dan membawakan buku untuk memberi semangat.
“Dua tokoh ini dianggap simbol integritas, moralitas tinggi, dan kredibilitas yang layak memimpin bangsa,” tambahnya.
Baca Juga: Tom Lembong Bebas, Geisz Chalifah Lantang Ucapkan Lawan Perompak Hukum
Meski demikian, Adi menilai tantangan besar tetap ada. “Sampai detik ini, Anies tidak memiliki partai politik, dan belum ada tanda partai akan mengusungnya di 2029,” katanya. Ia menambahkan, situasinya menjadi semakin kompleks jika Presiden petahana Prabowo Subianto kembali maju.
Namun, perubahan aturan pemilu pascaputusan Mahkamah Konstitusi yang menghapus ambang batas pencalonan presiden dinilai membuka peluang.
“Cukup partai politik yang lolos sebagai peserta pemilu 2029, meskipun tanpa kursi di DPR, sudah bisa mencalonkan presiden dan wakil presiden,” jelas Adi.
Adi mengingatkan bahwa politik Indonesia kerap menghadirkan kejutan. Ia mencontohkan koalisi tak terduga PKB–PKS di 2024, bergabungnya Jokowi dan Prabowo dalam satu pemerintahan, serta pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai wakil presiden meski sebelumnya dianggap mustahil.
“Yang dulu dianggap lelucon politik justru bisa terjadi. Karena itu, duet ‘Atom’ ini bukan tidak mungkin,” kata Adi.
Adi menilai duet Anies–Lembong akan bergantung pada munculnya partai politik yang bersedia mengusung mereka.
“Secara personal, keduanya punya rekam jejak bagus, pengalaman internasional, dan latar belakang berbeda, Muslim dan Kristen, yang bisa menjadi perpaduan menarik di mata publik,” ujarnya.
Menurut Adi, skenario ini bisa saja hanya sebatas wacana di media sosial, atau sebaliknya menjadi fakta politik. “Layak kita tunggu, apakah ‘Atom’ ini akan menjadi kenyataan atau sekadar ilusi politik yang diangan-angankan,” tutupnya.