Tips Lolos KIP Kuliah 2026: Perbaikan Data Desil DTSEN Wajib Dilakukan! Ini Cara dan Panduan Lengkapnya

Jumat 08 Agu 2025, 13:08 WIB
Desil DTSEN menentukan kelolosan KIP Kuliah. Ketahui cara memperbaiki data kategori 6-10, dokumen yang dibutuhkan, dan waktu verifikasi di artikel ini. (Sumber: Pinterest)

Desil DTSEN menentukan kelolosan KIP Kuliah. Ketahui cara memperbaiki data kategori 6-10, dokumen yang dibutuhkan, dan waktu verifikasi di artikel ini. (Sumber: Pinterest)

POSKOTA.CO.ID - Bagi calon penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah 2026, memeriksa dan memastikan keakuratan data Desil Tingkat Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) merupakan langkah awal yang krusial.

Pasalnya, kategori Desil yang tercantum dalam sistem Kemensos akan menentukan prioritas penerima bantuan pendidikan ini.

Jika saat ini Anda berada di Desil 6-10 tetapi merasa kondisi ekonomi keluarga sebenarnya lebih rendah, jangan ragu untuk segera melakukan perbaikan data.

Mengapa hal ini penting? Program KIP Kuliah 2026 memberikan prioritas utama kepada pendaftar dari kategori Desil 1-4, sementara Desil 5 bersifat opsional.

Baca Juga: Ketahui 5 Tanda Bansos PKH BPNT Tahap 3 Sudah Cair Agustus 2025, Cek di Link Ini Pakai KTP

Sementara itu, peserta dengan Desil 6-10 dianggap memiliki kemampuan ekonomi yang lebih mapan, sehingga peluang untuk lolos seleksi menjadi lebih kecil.

Namun, jika data tersebut tidak sesuai fakta, perbaikan dapat membuka peluang Anda untuk masuk dalam daftar penerima bantuan.

Proses perbaikan Desil DTSEN tidaklah rumit, tetapi membutuhkan ketelitian dan kesabaran. Mulai dari pengajuan di kelurahan hingga verifikasi lapangan oleh tim PKH, setiap tahapan harus dilakukan dengan cermat.

Artikel ini akan memandu Anda langkah demi langkah untuk memperbaiki data Desil guna meningkatkan peluang mendapatkan KIP Kuliah 2026.

Mengapa Desil 6-10 Perlu Diperbaiki?

Desil DTSEN mengukur tingkat kesejahteraan keluarga berdasarkan data Kemensos. Kategori 6-10 dianggap memiliki kemampuan ekonomi lebih tinggi, sehingga tidak menjadi prioritas penerima bantuan. Namun, jika data tersebut tidak akurat—misalnya karena perubahan kondisi finansial keluarga, maka perbaikan data wajib dilakukan.

Catatan Penting:


Berita Terkait


News Update