Game Roblox Diusulkan Diblokir, Komdigi Wajibkan Verifikasi Usia Tiap Platform Digital

Kamis 07 Agu 2025, 13:18 WIB
Ilustrasi game Roblox. (Sumber: Roblox)

Ilustrasi game Roblox. (Sumber: Roblox)

“Intinya begini, buka masalah Roblox-nya. Tetapi perlu dipahami sebagai sebuah bangsa ada unsur-unsur terbentuk yang memang harus kita pikirkan betul supaya tidak mempengaruhi generasi muda kita ke depannya mau game, siaran televisi, pemberitaan melalui media mainstream atau media sosial,” sambungnya.

Kementrian Komdigi Wajibkan Verifikasi Usia

Dalam komitmennya melindungi anak-anak dari risiko digital, pemerintah mengesahkan Peraturan Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak (PP Tunas).

Dirjen Komunikasi Publik dan Media Kementerian Komdigi, Fifi Aleyda Yahya menyebutkan PP Tunas bukan sekedar regulasi tetapi fondasi kebijakan nasional untuk memastikan keamanan anak di dunia maya.

Baca Juga: Ini Daftar Lengkap Hadiah Cooking Event di Grow a Garden Roblox dan Cara Memperolehnya dengan Mudah

“Kami mendorong platform digital untuk menyediakan fitur keamanan yang mudah digunakan, termasuk sistem klasifikasi usia dan kontrol orang tua. Ini bukan sekadar fitur tambahan, tapi instrumen utama perlindungan anak,” ujar Fifi.

Alhasil melalui PP Tunas ini setiap PSE diwajibkan menyediakan fitur parental control yang efektif untuk menetapkan privasi tinggi secara default untuk akun anak serta melarang pelacakan lokasi dan profiling data anak untuk kepentingan komersial.

Platform digital yang telah proaktif menerapkan fitur keamanan anak tersebut, dilakukan oleh Netflix.

“Fitur seperti parental control dan klasifikasi usia memberi orang tua kendali lebih besar, sekaligus menghadirkan ketenangan bahwa anak-anak menjelajahi ruang digital yang nyaman,” ucapnya.

Baca Juga: Sule Tak Marahi Anak Meski Tagihan Rp50 Juta karena Roblox: ‘Uang Bisa Dicari, yang Penting Kejujuran

Kata Fifi, pemerintah juga mendorong dengan tiga pilar pendekatan yakni regulasi, edukasi dan kolaborasi.

“Anak-anak kita tumbuh di dunia di mana layar bisa jadi guru, sahabat sekaligus ruang bermain mereka. Maka, platform seperti Netflix bukan hanya hiburan tapi pintu ke literasi, budaya, dan interaksi global,” tuturnya.


Berita Terkait


News Update