POSKOTA.CO.ID - Ketika membicarakan pengaruh ekonomi lokal di Sulawesi Utara, nama keluarga Tanos sering mencuat dalam diskusi publik.
Di balik sorotan terhadap elit bisnis lokal, muncul sebuah entitas penting yang menjadi mesin penggerak PT. Marga Dwitaguna, perusahaan konstruksi berskala besar yang telah beroperasi selama lebih dari tiga dekade.
Perusahaan ini bukan hanya simbol keberhasilan bisnis keluarga, tetapi juga bukti bagaimana aktor lokal dapat memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan infrastruktur regional dan nasional.
Baca Juga: Nggak Perlu Nunggu Tua! Timothy Ronald Tunjukkan Cara Bebas Finansial Sejak Dini
Sekilas Tentang PT. Marga Dwitaguna
Didirikan di Kota Manado pada tahun 1993, PT. Marga Dwitaguna telah menjelma menjadi kontraktor umum yang tidak hanya berkiprah secara lokal, tetapi juga mulai dikenal di lingkup nasional. Fokus utamanya adalah sektor konstruksi, mulai dari:
- Gedung industri
- Perumahan dan hunian
- Fasilitas pendidikan dan kesehatan
- Jalan dan jembatan
- Dermaga dan pelabuhan
- Bendungan dan proyek air
Dengan pengalaman lebih dari 30 tahun, perusahaan ini tak hanya dikenal karena skala proyeknya, tetapi juga karena kemampuannya dalam menyelesaikan pekerjaan dengan kualitas dan efisiensi tinggi.
Proyek dan Portofolio: Jejak Konstruksi Berskala Besar
Perusahaan mencatat lebih dari 100 proyek besar di seluruh Indonesia, dengan sebagian besar berlokasi di kawasan timur seperti Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Maluku.
Beberapa proyek yang patut dicatat meliputi:
- Pembangunan dermaga ekspor-impor di Bitung
- Jaringan jalan penghubung antar kabupaten di Minahasa
- Rehabilitasi fasilitas pendidikan di Tomohon dan Tondano
- Pembangunan gedung pemerintahan tingkat provinsi
Melalui proyek-proyek ini, PT. Marga Dwitaguna tak hanya berkontribusi pada pembangunan fisik wilayah, tetapi juga membuka ribuan lapangan kerja.
Visi, Misi, dan Budaya Perusahaan
Visi PT. Marga Dwitaguna adalah menjadi penyedia layanan konstruksi yang andal dan berdaya saing tinggi, khususnya dalam menghadapi tantangan industri konstruksi modern yang semakin kompleks dan kompetitif.
Misinya menekankan pada:
- Penyelesaian proyek tepat waktu dan sesuai anggaran
- Kualitas tinggi dengan standar internasional
- Mengedepankan keselamatan dan keberlanjutan lingkungan
- Memberikan nilai tambah bagi pemangku kepentingan
Budaya kerja perusahaan mengusung nilai integritas, profesionalisme, dan inovasi, yang menjadi pilar keberhasilan mereka dalam mempertahankan posisi di industri.
Sertifikasi dan Standar Kualitas
Dalam dunia konstruksi, standar kualitas adalah aspek yang sangat krusial. PT. Marga Dwitaguna telah mengantongi sejumlah sertifikasi internasional yang menegaskan komitmennya terhadap mutu, lingkungan, dan keselamatan kerja:
- ISO 9001 (Manajemen Mutu)
- ISO 14001 (Manajemen Lingkungan)
- ISO 45001 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
- ISO 37001 (Sistem Manajemen Anti Suap)
Keberadaan sertifikasi ini membedakan mereka dari banyak kontraktor lokal lainnya, sekaligus meningkatkan kepercayaan pemerintah maupun swasta sebagai mitra kerja.
Baca Juga: Nggak Perlu Nunggu Tua! Timothy Ronald Tunjukkan Cara Bebas Finansial Sejak Dini
"9 Naga Sulut": Di Balik Julukan Keluarga Tanos
Julukan “9 Naga Sulut” bukanlah tanpa alasan. Istilah ini merujuk pada kelompok pengusaha yang memiliki pengaruh besar dalam bidang bisnis dan sosial di Provinsi Sulawesi Utara. Keluarga Tanos, yang menjadi pemilik dari PT. Marga Dwitaguna, seringkali masuk dalam pembicaraan ini.
Joel Alberto Tanos, cucu dari pendiri perusahaan, menjadi sosok muda yang mulai dikenal publik. Ia tidak hanya melanjutkan estafet bisnis keluarga, tetapi juga aktif di dunia sosial dan digital, menjadikan wajah baru dari kekuatan lama.
Julukan ini menunjukkan betapa besar pengaruh yang dimiliki bukan sekadar dari sisi kekayaan, tetapi dari jejaring, relasi, dan daya dorong terhadap kebijakan pembangunan di daerah.
PT. Marga Dwitaguna bukan hanya perusahaan konstruksi biasa. Ia adalah cermin dari bagaimana sebuah bisnis keluarga lokal bisa tumbuh menjadi kekuatan regional yang disegani. Melalui dedikasi pada kualitas, integritas, dan keberlanjutan, perusahaan ini memperlihatkan bahwa pembangunan tidak selalu harus datang dari pusat justru bisa dimulai dari daerah.
Julukan “9 Naga Sulut” memang memancing rasa ingin tahu dan kontroversi. Namun di baliknya, ada cerita tentang kerja keras lintas generasi, tentang bagaimana kekuatan lokal dapat memiliki efek nasional.
Sebagai masyarakat, kita perlu kritis namun juga adil dalam menilai. Bukan hanya melihat pengaruh dan kekuatan, tetapi juga dampak sosial dan kontribusinya terhadap pembangunan bersama.