Elon Musk dikabarkan kehilangan triliunan rupiah usai saham Tesla merosot. (Sumber: Istimewa)

EKONOMI

Saham Tesla Merosot, Elon Musk Kehilangan Triliunan Rupiah dalam Semalam

Minggu 03 Agu 2025, 11:04 WIB

POSKOTA.CO.ID - Elon Musk kembali menjadi sorotan setelah kekayaannya tercatat menurun drastis, menyusul merosotnya saham perusahaan otomotif Tesla.

Penurunan nilai kekayaan pribadi ini diperkirakan mencapai lebih dari 17 miliar dolar AS, setara dengan Rp280 triliun.

Faktor utama yang menyebabkan kemerosotan ini adalah melemahnya performa saham Tesla dan kekhawatiran pasar terhadap kebijakan pemerintah yang mengancam insentif untuk kendaraan listrik.

Saham Tesla saat ini berada pada level 302,63 dolar AS per lembar, setelah sebelumnya dilaporkan mengalami penurunan pendapatan kuartalan terburuk dalam lebih dari sepuluh tahun terakhir.

Baca Juga: Kabar Gembira! Batas Waktu Pencairan BSU 2025 Diperpanjang, Kantor Pos Buka Hingga Larut Malam

Dalam laporan keuangan kuartal kedua tahun ini, Tesla mencatatkan kerugian hingga 600 juta dolar AS, sebagian besar disebabkan oleh hilangnya pendapatan dari kredit regulasi otomotif.

Dampak dari penurunan nilai saham ini secara langsung dirasakan oleh Elon Musk, yang diketahui memiliki sekitar 12 persen saham Tesla.

Nilai kepemilikannya kini turun dari 136,3 miliar dolar AS menjadi hanya 123,7 miliar dolar AS.

Mengutip data Forbes, kekayaan bersih Musk saat ini tercatat sebesar 397,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp6.551 triliun, mengalami penyusutan lebih dari 4 persen dalam waktu singkat.

Baca Juga: Timothy Ronald Beberkan Tiga Pemikiran Kunci untuk Sukses, Apa Saja? Simak Penjelasannya

Faktor Politik dan Persepsi Investor

Penurunan saham Tesla tidak hanya disebabkan oleh kinerja keuangan semata. Beberapa analis menilai bahwa keterlibatan Elon Musk dalam politik turut memengaruhi persepsi investor.

Salah satu yang disoroti adalah kedekatan Musk dengan pemerintahan Donald Trump, termasuk penunjukannya sebagai pegawai pemerintah khusus pada masa lalu.

Situasi ini diperparah dengan adanya kebijakan yang baru saja ditandatangani oleh Trump, dikenal dengan nama "One Big Beautiful Bill," yang berpotensi menghapus kredit pajak bagi konsumen pembeli atau penyewa kendaraan listrik.

Elon Musk secara terbuka menentang kebijakan ini karena dianggap menghambat pertumbuhan industri energi bersih di Amerika Serikat.

Baca Juga: Harga Emas Pegadaian Hari Ini Minggu 3 Agustus 2025: Semuanya Stabil dan Mahal

Reaksi Pasar dan Ketidakpastian Masa Depan

Pergerakan saham Tesla sepanjang tahun ini menunjukkan tren negatif, dengan penurunan lebih dari 12 persen secara tahunan.

Meski sempat mengalami pemulihan kecil dalam beberapa bulan terakhir, ketidakpastian masih menyelimuti arah masa depan Tesla. Beberapa investor mulai merasa jenuh dengan berbagai gangguan eksternal yang menghantui perusahaan.

Selain tekanan dari sisi politik, kompetisi di pasar kendaraan listrik yang semakin ketat juga menambah beban tersendiri.

Produsen lain seperti BYD, Rivian, hingga General Motors kini semakin agresif dalam merilis produk dan strategi pemasaran baru, menciptakan tekanan tambahan bagi Tesla untuk mempertahankan pangsa pasar.

Tesla sebagai pemimpin pasar kendaraan listrik global dihadapkan pada sejumlah tantangan besar.

Di satu sisi, perusahaan harus menjaga daya saing produk mereka di tengah dinamika pasar yang cepat berubah. Di sisi lain, Tesla juga harus beradaptasi terhadap kebijakan fiskal dan regulasi baru yang tidak selalu mendukung ekosistem kendaraan listrik.

Penurunan kekayaan Elon Musk menyoroti risiko yang melekat dalam kepemilikan saham mayoritas pada satu entitas bisnis. Situasi ini menjadi pengingat bagi investor bahwa fluktuasi pasar dapat berdampak besar, bahkan pada orang terkaya di dunia sekalipun.

Tags:
Tesla Inckekayaan Elon Muskkerugian Tesla kuartal keduakredit pajak kendaraan listrikSaham TeslaElon Musk

Muhammad Faiz Sultan

Reporter

Muhammad Faiz Sultan

Editor