POSKOTA.CO.ID - Meski musim kompetisi Super League 2025/2026 belum dimulai, gambaran kekuatan tim-tim peserta sudah terlihat melalui nilai pasar pemain mereka.
Mengejutkan, dua klub besar tanah air yaitu Persebaya Surabaya dan Persija Jakarta tidak berhasil menembus lima besar klub dengan skuad termahal musim ini.
Berdasarkan data terbaru dari Transfermarkt per 1 Agustus 2025, total nilai pasar gabungan lima klub teratas menembus angka Rp432 miliar, mencerminkan perkembangan signifikan dalam aspek finansial sepak bola Indonesia.
Secara mengejutkan, Dewa United Banten FC memimpin klasemen nilai pasar dengan Rp94,47 miliar, mengungguli klub klub dengan sejarah panjang.
Baca Juga: Jay Idzes Tegaskan Komitmen pada Venezia di Tengah Spekulasi Transfer
Di posisi kedua, Persib Bandung mencatatkan nilai pasar Rp92,73 miliar, memperkuat reputasinya sebagai kekuatan besar, baik di atas lapangan maupun dalam aspek bisnis.
PSM Makassar, tim dengan tradisi kuat, berada di peringkat ketiga dengan nilai Rp87,52 miliar.
Peringkat keempat diisi oleh Bhayangkara Presisi Lampung FC yang mencuri perhatian lewat nilai pasar sebesar Rp81,17 miliar.
Melengkapi lima besar, PSIM Yogyakarta menorehkan angka Rp76,65 miliar, didukung oleh performa impresif dan strategi pengembangan pemain muda.
Persaingan Ketat: Persebaya dan Persija Gagal Masuk 5 Besar
Absennya Persebaya dan Persija dalam jajaran lima besar menjadi perhatian tersendiri.
Persija Jakarta kini berada di posisi ke-8 dengan Rp 77,78 miliar, sementara Persebaya Surabaya menempati peringkat ke-9 dengan Rp 74,91 miliar, sama dengan nilai pasar Borneo FC Samarinda yang ada di posisi ke-7.
Adapun posisi ke-6 ditempati oleh Malut United FC dengan nilai pasar sebesar Rp 76,04 miliar, menandakan persaingan sengit di level papan tengah.
Baca Juga: Liverpool Siapkan 100 Juta Pounds untuk Biaya Transfer Alexander Isak
Tim Klasik Masih Menarik Perhatian
Kendati tidak berada di posisi teratas, klub-klub bersejarah seperti Bali United FC (Rp70,74 miliar), Persik Kediri (Rp69,27 miliar), dan Persis Solo (Rp60,58 miliar) tetap memperlihatkan potensi dari sisi komersial dan daya tarik merek.
Sementara itu, tim seperti Persita Tangerang (Rp57,53 miliar), Persijap Jepara (Rp55,10 miliar), dan Semen Padang FC (Rp54,49 miliar) mulai menunjukkan geliat untuk bersaing di level atas.
Di jajaran terbawah, Madura United FC mencatatkan Rp53,54 miliar, diikuti oleh Arema FC (Rp45,11 miliar), dan PSBS Biak sebagai klub dengan nilai pasar terendah yakni Rp30,85 miliar.
Musim Baru: Antara Harapan dan Tantangan
Musim 2025/2026 diprediksi menjadi ajang pembuktian bagi tim-tim muda dengan nilai skuad besar, untuk menunjukkan bahwa investasi mereka sepadan dengan hasil di lapangan.
Sebaliknya, klub-klub mapan yang berada di luar lima besar menghadapi tekanan besar untuk bangkit demi mempertahankan nama besar mereka.
Namun, apakah nilai pasar mencerminkan prestasi? Atau justru menjadi beban? Jawabannya akan terungkap seiring berjalannya kompetisi.