Bukan Karena Gaji Besar! Ini 5 Prinsip Hidup Kaya ala Timothy Ronald yang Jarang Disadari (Sumber: Instagram/@timothyronald)

EKONOMI

Timothy Ronald Bongkar 5 Prinsip Kaya Seumur Hidup: Bukan Soal Gaji, Tapi Pola Pikir

Senin 28 Jul 2025, 10:19 WIB

POSKOTA.CO.ID - Di tengah dunia yang bergerak cepat, mayoritas anak muda saat ini tidak hanya berlomba dalam pencapaian akademik atau karier, tetapi juga dalam mengejar kekayaan.

Namun, yang sering kali luput dari perhatian adalah bahwa menjadi kaya tidak hanya soal angka dan nominal, tetapi juga tentang bagaimana cara kita memandang uang dan hidup.

Dalam salah satu unggahan video YouTube-nya, Timothy Ronald investor muda yang kini menjadi panutan banyak anak muda Indonesia membagikan pengalaman yang menyentuh. Ia mengingatkan bahwa kekayaan sejati bukan berasal dari angka, tetapi dari pola pikir dan kemampuan mengelola diri.

Baca Juga: Review Infinix Hot 60 Pro Raja Baru HP Android Rp2 Jutaan, dengan Layar Cantik dan Desain Premium

1. Kekayaan Dimulai dari Pola Pikir

Menurut Timothy, kekayaan bukan hanya tentang memiliki banyak uang, melainkan tentang memiliki ketenangan hati dan rasa syukur. Ia mengutip mendiang Charlie Munger, partner Warren Buffett, yang mengatakan bahwa dunia bukan digerakkan oleh keserakahan, melainkan oleh iri hati.

Dalam masyarakat yang didorong oleh sosial media dan budaya pamer, ironi justru muncul: semakin seseorang punya, semakin ia merasa kurang. Di sinilah pentingnya membentuk mindset kaya: bukan karena punya lebih dari orang lain, tetapi karena tidak merasa kekurangan meski sederhana.

2. Hidup di Bawah Kemampuan: Seni Menahan Diri

Timothy menceritakan bahwa pernah di masa ia punya ratusan juta rupiah di usia muda, tapi tetap merasa kekurangan karena gaya hidupnya ikut naik.

Ia menekankan pentingnya hidup di bawah kemampuan, bukan karena pelit, tapi sebagai bentuk kendali terhadap keinginan dan godaan pamer. Banyak orang terjebak dalam jebakan lifestyle inflation—naiknya pengeluaran seiring naiknya penghasilan.

Hidup sederhana bukan berarti tidak boleh menikmati hidup. Tapi hidup sederhana berarti menikmati secukupnya, dan menyimpan selebihnya untuk masa depan.

3. Uang Harus Bekerja untuk Kita, Bukan Sebaliknya

Salah satu prinsip investasi favorit Timothy adalah: sabar + waktu. Ia mulai menabung dan berinvestasi sejak usia 15 tahun, dan kini ia bisa hidup dari dividen perusahaan yang ia miliki.

Ia membandingkan dua tipe orang: yang terus bekerja demi uang, dan yang membuat uang bekerja untuknya melalui investasi. Prinsip ini menyentil banyak anak muda yang ingin cepat kaya tapi tidak sabar menghadapi proses.

Baginya, kekayaan yang bertahan adalah yang dibangun secara perlahan, bukan yang instan dan penuh risiko.

4. Kuasai Diri Sebelum Kuasai Uang

Salah satu kutipan paling jujur dari Timothy adalah pengakuan bahwa ia pernah rugi miliaran rupiah karena mengikuti tren investasi tanpa pemahaman.

Ia menggarisbawahi bahwa musuh terbesar dalam membangun kekayaan bukanlah kompetitor, bukan pula inflasi, melainkan ego, emosi, dan FOMO (Fear of Missing Out).

Mengelola keuangan berarti mengelola emosi. Dan untuk bisa kaya secara bijak, seseorang harus terlebih dahulu menaklukkan keinginannya sendiri—keinginan untuk membuktikan diri, membandingkan diri, dan mengejar validasi.

5. Kekayaan Itu Dititipkan, Harus Dibagikan

Timothy meyakini bahwa kekayaan bukan hak eksklusif, melainkan titipan yang sewaktu-waktu bisa diambil oleh Tuhan. Oleh karena itu, ia merasa punya tanggung jawab untuk membagikan ilmunya dan membantu orang lain bertumbuh.

Baginya, kekayaan tidak akan pernah cukup jika hanya dikumpulkan untuk diri sendiri. Ia menilai bahwa keberkahan dalam kekayaan justru muncul saat seseorang menggunakannya untuk berdampak positif pada lingkungan sekitar.

Baca Juga: Dito Prasetyo Meninggal Dunia, Ini Dugaan Penyebab Sakit yang Dirahasiakan Keluarga

Dalam budaya yang memuja hasil instan dan exposure, Timothy menawarkan pendekatan yang kontra-arus tapi menenangkan. Ia mengajak anak muda untuk tidak hanya mengejar uang, tetapi mengejar hidup yang bermakna.

Kekayaan, dalam narasi Timothy, bukan sekadar keberhasilan finansial, tetapi hasil dari disiplin, kejujuran pada diri sendiri, dan pelayanan terhadap orang lain.

Ia telah mencoba semua jalan yang cepat, yang keras, yang mudah namun akhirnya kembali ke satu jalan: jalan yang bijak dan melayani.

Pesan utama Timothy Ronald bukanlah larangan untuk jadi kaya, tetapi peringatan agar tidak menjadikan kekayaan sebagai satu-satunya ukuran hidup. Dalam hidup yang semakin penuh tekanan dan tuntutan sosial, prinsip-prinsip ini menjadi rem yang penting agar kita tetap waras dan punya arah.

Buat anak muda, terutama generasi digital yang terbiasa hidup dalam scroll dan swipe, pesan Timothy seperti oasis: Pelan, tapi sampai. Sedikit, tapi cukup. Sukses, tapi tetap manusia.

Tags:
kontrol emosi dan keuangancara jadi kayaprinsip kayaTimothy Ronald

Yusuf Sidiq Khoiruman

Reporter

Yusuf Sidiq Khoiruman

Editor