"Tidak tentu (uang yang didapat), suka ada orang lewat dikasih uang. Tapi, kadang juga sama-sekali tidak pernah dapat uang," ungkapnya.
Untuk mempermudah pekerjaan, Khadafi bersama 6 orang temannya urunan membeli tali, alat komunikasi HT, juga bambu untuk penghalang.
Khadafi mengatakan, arus kendaraan yang melintas cukup tinggi karena menjadi jalur alternatif warga sekitar.
"Saya jadi relawan di pintu Gaperi sudah generasi yang keempat. Jika ada tanda-tanda jika KRL mau melintas dari Bogor ke Jakarta menggunakan HT, lalu jika dari arah Jakarta ke Bogor, mengetahui tanda dari Stasiun Bojonggede kereta akan lewat," paparnya.
Suka dan duka dirasakan Khadafi dalam menjalani profesinya sebagai penjaga pintu perlintasan.
"Setiap hari juga kerap diomelin dari pengendara motor atau mobil yang tidak mau diatur," ujarnya.