POSKOTA.CO.ID - Investor muda dan pengusaha sukses asal Indonesia, Timothy Ronald, membagikan pendekatan sistematis dalam meraih kebebasan finansial melalui konsep "7 Tangga Kekayaan."
Strategi ini dipaparkannya secara rinci dalam sebuah video di kanal YouTube pribadinya, dan mendapat sambutan hangat karena dianggap realistis dan aplikatif, bahkan untuk pemula.
Konsep ini tidak hanya berbicara soal investasi, tetapi juga menyentuh aspek fundamental dalam pengelolaan keuangan pribadi.
Dengan memulai dari langkah paling dasar, yaitu mengumpulkan modal, hingga mencapai puncaknya berupa filantropi, pendekatan ini bertujuan mendorong masyarakat untuk membangun kekayaan secara bertahap, berkelanjutan, dan bermakna.
Baca Juga: Rahasia Timothy Ronald: Cara Mencapai Kebebasan Finansial di Usia Muda Tanpa Ikut Tren
1. Kumpulkan Modal Awal Rp10 Juta
Tangga pertama dimulai dari hal sederhana namun krusial: memiliki modal awal sebesar Rp10 juta.
Modal ini dapat diperoleh dengan menabung dari gaji bulanan, memanfaatkan keahlian pribadi, atau menjalankan usaha kecil-kecilan seperti berjualan makanan ringan.
"Modal ini bukan angka mutlak, tapi titik awal untuk membiasakan diri membangun aset," kata Timothy.
Fokus utama dari langkah ini adalah kedisiplinan menabung dan menghindari pemborosan agar fondasi keuangan menjadi kokoh.
Baca Juga: Jadwal Pencairan BSU Rp600 Ribu 2025 Batch 5-6 dan Cara Cek Penerimanya
2. Lunasi Utang Konsumtif
Langkah berikutnya adalah melunasi utang konsumtif, seperti cicilan kartu kredit atau pinjaman untuk barang-barang yang tidak memberikan nilai tambah finansial.
Menurut Timothy, bunga tinggi dari utang konsumtif menjadi hambatan besar dalam mencapai kebebasan finansial.
"Selama kita masih membayar bunga konsumtif, kita bekerja bukan untuk diri sendiri, tapi untuk lembaga keuangan," ujarnya.
Membebaskan diri dari utang konsumtif berarti membuka ruang untuk pengelolaan keuangan yang lebih sehat dan produktif.
3. Bangun Dana Darurat
Dana darurat adalah jaring pengaman saat menghadapi situasi tak terduga. Timothy menyarankan besaran dana darurat setara dengan 6 hingga 12 kali pengeluaran bulanan, tergantung situasi dan stabilitas pekerjaan masing-masing individu.
Penyisihan dana ini dilakukan secara bertahap, misalnya melalui transfer otomatis dari pendapatan ke rekening terpisah.
Tujuannya adalah menciptakan ketenangan pikiran dalam menghadapi risiko hidup, seperti PHK atau biaya medis mendadak.
Baca Juga: Apa Sebenarnya Usaha Timothy Ronald? Ini Faktanya
4. Investasikan 20 Persen dari Penghasilan
Setelah fondasi keuangan terbentuk, Timothy menyarankan mengalokasikan minimal 20 persen penghasilan untuk investasi.
Untuk pemula, ia merekomendasikan instrumen berisiko rendah seperti reksa dana indeks atau saham blue-chip.
"Tujuannya adalah membangun portofolio jangka panjang yang stabil dan terdiversifikasi," jelasnya.
Investasi dilakukan dengan pendekatan jangka panjang, bukan spekulatif, serta berdasarkan pemahaman yang cukup agar risiko dapat diminimalkan.
5. Siapkan Dana Pendidikan Anak
Bagi yang telah berkeluarga, dana pendidikan anak menjadi prioritas. Mengingat tingginya laju inflasi biaya pendidikan, Timothy menyarankan untuk mempersiapkan sejak dini melalui instrumen seperti deposito, reksa dana, atau tabungan berjangka.
"Jangan biarkan biaya pendidikan anak menjadi beban di masa depan. Rencanakan dari sekarang," ujar Timothy.
Langkah ini memastikan keberlangsungan pendidikan anak tanpa harus mengorbankan stabilitas keuangan keluarga.
Baca Juga: Ingin Bebas Finansial di Usia 25? Terapkan 3 Langkah Sederhana Ini dari Timothy Ronald
6. Lunasi Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
Utang jangka panjang seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR) juga menjadi perhatian.
Timothy mendorong percepatan pelunasan KPR jika memungkinkan, dengan menggunakan hasil investasi atau pendapatan tambahan.
Melunasi KPR lebih awal dapat menghemat bunga dalam jumlah signifikan, sekaligus mempercepat akumulasi kekayaan melalui aset properti.
7. Menjadi Filantropis
Puncak dari tangga kekayaan adalah memberi kembali kepada masyarakat. Timothy percaya bahwa kekayaan sejati adalah ketika seseorang mampu menggunakan asetnya untuk memberikan dampak positif, seperti membangun sekolah atau mendirikan yayasan.
Sebagai bukti, ia sendiri telah membangun sekolah di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai bentuk kontribusinya terhadap peningkatan pendidikan di daerah tertinggal.
"Financial freedom bukan hanya tentang memiliki banyak uang, tetapi tentang kebebasan untuk memilih memberikan dampak," katanya.