Poin terakhir yang dianggap paling krusial menurut Timothy adalah perbedaan dalam pendekatan terhadap ilmu pengetahuan. Orang kaya, kata dia, haus akan ilmu dan rela mengeluarkan dana besar untuk belajar, sedangkan orang miskin cenderung merasa cukup tahu dan enggan belajar hal baru.
“Gua pernah beli kelas online ratusan juta dan gua udah tahu 99% materinya, tapi 1% sisanya worth it. Orang miskin enggak mau investasi di ilmu, tapi malah rugi ratusan juta karena sok tahu,” ujar Timothy.
Ia juga mengkritisi budaya skeptis masyarakat terhadap pendidikan berbayar, yang menurutnya tidak sehat bagi pertumbuhan pribadi dan ekonomi.
Baca Juga: Step by Step Menabung Uang Menurut Timothy Ronald
“Bahkan Warren Buffett beli kelas public speaking Dale Carnegie. Itu investasi terbaik yang dia lakukan. Tapi di negara ini, yang ikut workshop malah dikatain, yang ngajarin pun dihina,” tambahnya.
Timothy menyampaikan harapan agar prinsip-prinsip ini bisa dipahami lintas generasi. Ia mengajak audiens untuk berfokus pada membangun aset jangka panjang, menanam "bibit" yang kelak akan menjadi "pohon rindang" yang tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri, tetapi juga bagi masyarakat luas.
“Gua enggak di sini cari uang dari nyalain kamera. Pohon gua udah rindang. Gua pengin buahnya kalian bagikan ke orang lain,”