POSKOTA.CO.ID - Istilah "Video Kendari 1 vs 7" belakangan ini menghebohkan jagat TikTok dan media sosial lainnya.
Banyak yang salah kaprah mengira video tersebut berkaitan dengan perkelahian atau peristiwa mengejutkan yang terjadi di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Namun, kenyataannya jauh berbeda. Frasa ini merupakan bentuk sandi atau kode yang sengaja diciptakan untuk menipu sistem algoritma sekaligus menarik rasa penasaran netizen padahal kontennya sama sekali tidak berkaitan dengan dugaan awal.
Makna Asli: Kode untuk Konten Tersembunyi
Dalam frasa ini, kata "Kendari" sebenarnya bukan merujuk pada nama daerah, melainkan plesetan dari kalimat “Kendu bARu laRI”.
Istilah ini dibuat sebagai trik untuk menyamarkan konten yang berpotensi melanggar kebijakan platform, terutama konten yang tidak layak atau bersifat vulgar, agar bisa tetap tersebar tanpa terdeteksi.
Baca Juga: Viral Erika Carlina Umumkan Hamil 9 Bulan, Anak DJ Bravy atau Bukan?
Jadi, tidak ada kaitan apa pun antara video tersebut dan Kota Kendari. Nama kota hanya dipakai sebagai kedok untuk membuat judul yang terdengar misterius.
Cara Kerja Tren yang Menyesatkan
Tren semacam ini memanfaatkan clickbait. Penggunaan judul membingungkan, emoji aneh, dan narasi samar membuat orang tertarik untuk mencari tahu lebih dalam.
Ironisnya, strategi ini sering dipakai untuk menyamarkan distribusi konten bermasalah seperti video tidak senonoh atau aktivitas ilegal lainnya.
Dampaknya, citra Kota Kendari ikut tercemar karena nama daerahnya diseret ke dalam konteks yang tidak sesuai.
Hati-Hati Link Tipuan: Phishing dan Virus Mengancam
Bagi Anda yang penasaran, sebaiknya jangan tergoda untuk mencari atau membuka tautan yang mengklaim menyediakan “video lengkap Kendari 1 vs 7”.
Banyak tautan tersebut justru menjadi sarana penipuan, seperti:
- Situs phishing yang mencuri informasi pribadi,
- Scam dengan berbagai modus,
- Atau unduhan malware yang dapat merusak perangkat Anda.
Pentingnya Literasi Digital dan Jaga Reputasi Daerah
Fenomena ini menjadi pengingat penting akan perlunya literasi digital di era informasi yang serba cepat.
Kasus “Kendari 1 vs 7” menunjukkan betapa mudahnya nama suatu wilayah digunakan secara sembarangan demi konten viral, tanpa memperhitungkan dampak reputasi.
Sebagai pengguna media sosial yang cerdas, kita harus lebih kritis terhadap tren yang tidak jelas sumber dan tujuannya. Hindari ikut menyebarkan konten yang berpotensi menyesatkan atau merugikan pihak lain.