Sisa dana sebesar Rp1,8 juta inilah yang menurut Timothy menjadi kunci utama dalam mengejar kebebasan finansial.
Investasi Agresif: Bitcoin dan Saham Dividen
Langkah selanjutnya dari strategi ini adalah investasi gila-gilaan:
50 persen dari dana investasi dialokasikan ke Bitcoin, dengan harapan pertumbuhan tahunan mencapai 30 persen, memanfaatkan efek compounding dalam jangka panjang.
Baca Juga: Inilah 5 Industri Masa Depan Paling Menjanjikan Menurut Timothy Ronald
50 persen sisanya dimasukkan ke saham stabil seperti Bank Mandiri, bukan untuk mengejar capital gain, melainkan pendapatan dividen yang bisa menjadi penghasilan pasif.
Jika strategi ini dilakukan secara konsisten selama 10–15 tahun, Timothy memperkirakan total portofolio bisa melampaui Rp400 juta, cukup untuk mulai hidup dari hasil investasi.
Mengabaikan Dana Darurat dan Risiko yang Diterima
Berbeda dari prinsip finansial konservatif, Timothy justru mengabaikan pembentukan dana darurat dan asuransi.
Ia berpendapat bahwa memprioritaskan waktu dan pertumbuhan dana jauh lebih penting daripada perlindungan finansial.
"Kalau gagal, gue masih bisa makan," ujarnya dengan nada santai namun penuh keyakinan.
Pendekatan ini tentu tidak direkomendasikan untuk semua orang, melainkan hanya bagi mereka yang siap dengan volatilitas tinggi dan resiko besar.
Antara Logika Ekstrem dan Realitas Finansial
Apa yang dilakukan Timothy bukan sekadar simulasi teoritis. Ia menunjukkan bahwa keberanian menghadapi kenyataan finansial dengan pendekatan ekstrem bisa menjadi jalan alternatif menuju kekayaan.
Baginya, logika ekstrem justru bisa jadi satu-satunya jalan saat sumber daya terbatas.