POSKOTA.CO.ID - Investasi kini menjadi salah satu topik yang paling banyak dibicarakan di era digital untuk mencapai kebebasan finansial.
Dengan kemudahan akses informasi dan berkembangnya platform investasi online, semakin banyak orang tertarik menanamkan modal.
Sayangnya, di balik tren ini, ada fakta pahit bahwa, banyak investor pemula justru berakhir dengan kerugian besar.
Namun, mengapa banyak orang justru gagal ketika mencoba menanamkan modal untuk menggandakan uang?
Sebagian besar, hal tersebut karena kesalahan fundamental, mulai dari tergoda spekulasi, kurangnya pemahaman, hingga mindset yang salah.
Di sinilah pentingnya memahami prinsip dasar investasi, agar kita tidak terjebak pada pola yang sama seperti banyak investor gagal lainnya.
Investor sekaligus pengusaha muda, Timothy Ronald membagikan pandangannya terkait hal ini.
Dalam penjelasan di kanal YouTube pribadinya, ia menekankan, tiga prinsip utama yang wajib dipahami oleh setiap investor agar terhindar dari jebakan kerugian.
Baca Juga: Puluhan Emak-emak di Citangkil Cilegon Tertipu Investasi Bodong, Kerugian Capai Rp10 Miliar
Prinsip Utama Investasi
Seperti dikutip dari kanal YouTube, Timothy Ronald, ada prinsip-prinsip yang harus menjadi patokan saat Anda berinvestasi, yakni sebagai berikut.
1. Jangan Kehilangan Uang
Timothy mengingatkan bahwa prinsip pertama yang paling mendasar dalam investasi adalah jangan sampai rugi.
Kedengarannya sederhana, tetapi kenyataannya banyak investor pemula terjebak pada kerugian besar akibat kurang hati-hati.
“Investasi adalah sarana untuk menggandakan uang kita, bukan untuk hilang,” tegasnya.
Banyak orang salah kaprah menganggap investasi sebagai arena spekulasi. Mereka mudah tergoda oleh tren atau ajakan teman tanpa melakukan riset mendalam.
Timothy memberi contoh sederhana, jika Anda berinvestasi Rp100 juta dan rugi 50 persen, sisa modal tinggal Rp50 juta.
Untuk kembali ke titik awal, Anda butuh keuntungan 100 persen, bukan 50 persen. Jika turun 80 persen, maka harus naik 400 persen untuk balik modal.
“Ini yang banyak orang enggak paham. Turun itu gampang, tapi baliknya susah,” ujarnya.
Karena itu, ia menekankan, hindari permanent loss of capital, kerugian permanen yang sulit dipulihkan.
2. Investasi Hanya di Bidang yang Anda Pahami
Prinsip kedua yang dijelaskan pendiri Akademi Crypto adalah berinvestasilah hanya pada hal yang kamu mengerti.
Dalam dunia investasi, konsep ini dikenal dengan istilah circle of competence.
“Kalau kamu enggak ngerti, jangan masuk. Itu aturan mainnya,” jelasnya.
Dia bercerita pernah menolak tawaran investasi pada startup AI, meskipun terdengar menjanjikan. Alasannya sederhana, karena ia bukan ahli AI.
Kesalahan umum investor adalah overestimasi kemampuan diri sendiri. Mereka merasa bisa memahami segalanya, padahal realitanya berbeda.
Bahkan analis profesional pun memiliki spesialisasi masing-masing, ada yang fokus di perbankan, tambang, atau consumer goods.
“Kalau kamu ngerti properti, ya fokus di properti. Kalau kamu paham emas, ya main di emas. Jangan cuma ikut tren,” kata Co-Founder Ternak Uang itu.
Prinsip ini juga berlaku untuk instrumen modern seperti kripto, saham teknologi, atau venture capital. Jika tidak memahami risikonya, sebaiknya hindari.
3. Pikir Jangka Panjang
Prinsip terakhir yang ditekankan Timothy adalah memiliki pola pikir jangka panjang.
Menurutnya, banyak orang gagal berinvestasi karena menganggap investasi seperti sprint, bukan maraton.
“Compounding atau bunga majemuk itu bekerja dalam jangka panjang. Warren Buffet aja butuh puluhan tahun buat sampai ke level sekarang,” terangnya.
Timothy mengaku, perjalanannya juga tidak instan. Ia memulai dari hal kecil, seperti berjualan produk sederhana untuk mengumpulkan modal, sebelum akhirnya masuk ke pasar saham.
“Enggak ada yang instan. Semuanya proses,” tambah Pemegang Saham Termuda Holywings Group itu.
Ia menekankan, agar investor tidak merusak proses compounding hanya karena ingin pamer atau membeli barang mewah.
“Kalau kamu tahan 10-20 tahun, hasilnya akan luar biasa. Tapi kalau setiap dapat untung langsung keluar, compounding-nya enggak jalan,” ujarnya.
Demikian informasi mengenai beberapa prinsip dasar investasi yang harus tertanam menurut Timothy Ronald agar tidak gagal seperti banyak investor lainnya.
Disclaimer: Artikel ini dibuat untuk tujuan edukasi dan informasi. Bukan merupakan saran investasi, rekomendasi pembelian aset, atau ajakan melakukan transaksi keuangan.
Segala keputusan investasi berada di tangan pembaca, dan risiko ditanggung masing-masing.