"Indonesia dikenal dengan tembaga berkualitas tinggi, yang akan kami gunakan," ujarnya. Data AS menunjukkan impor tembaga Indonesia tahun 2024 hanya USD20 juta, jauh di bawah Chili (USD6 miliar) dan Kanada (USD4 miliar).
Kesepakatan ini menuai kritik dari pelaku bisnis yang khawatir dengan fluktuasi kebijakan Trump. Beberapa pihak menilai tarif 19 persen tetap memberatkan eksportir Indonesia, sementara akses pasar AS tanpa tarif bisa mengancam industri lokal.
Catatan Perdagangan AS-Indonesia
- Ekspor Indonesia ke AS (2024): USD28 miliar (terutama pakaian dan alas kaki).
- Impor AS ke Indonesia (2024): USD10 miliar (biji-bijian, minyak, dam gas).
Baca Juga: Profil dan Sepak Terjang Mahathir Mohamad, PM Malaysia yang Baru Masuki Usia 100 Tahun
Prospek dan Kesepakatan Mendatang
Trump menyebut India sedang "berada di jalur yang sama" untuk perjanjian serupa. Ini menjadi kesepakatan perdagangan keempat Trump dalam tiga bulan terakhir, setelah Vietnam, meski detail implementasinya seringkali belum jelas.
Pernyataan Penutup Trump: "Kesepakatan hebat, untuk semua orang, baru saja dibuat dengan Indonesia. DETAILNYA AKAN DILANJUTKAN!!!"
Dengan pengumuman kesepakatan ini, Trump kembali menegaskan komitmennya untuk memperbaiki defisit perdagangan AS melalui kebijakan proteksionis.
Namun, efektivitas kesepakatan ini masih perlu dibuktikan, terutama dalam implementasi teknis dan dampak jangka panjang bagi kedua negara.
Sementara itu, semua mata kini tertuju pada pemerintah Indonesia, menunggu konfirmasi resmi dan penjelasan detail mengenai kesepakatan yang disebut Trump sebagai "kemenangan bagi kedua bangsa" ini. Kejelasan lebih lanjut sangat dibutuhkan, khususnya oleh pelaku usaha yang akan langsung terkena dampak kebijakan baru ini.